Otohitz Cafe Racer Royal Enfield

Royal Enfield Continental GT 650 'The 30'

13 Oktober 2019 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan samping The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan samping The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Motor kustom berbasis Royal Enfield 650 Twin kembali ambil bagian di gelaran Kustomfest 2019. Kali ini, motor garapan Andika Pratama dari KromWroks, Jakarta, sukses menyita perhatian.
Karya yang ia garap berdasarkan pesanan dari Royal Enfield itu menggunakan Continental GT 650 sebagai basisnya.
Berbincang dengan kumparan, Andika menjelaskan bahwa karyanya itu coba mempertahankan DNA klasik dari Continental GT 650 yang beraliran cafe racer.
“Konsep yang ambil memang jatuh kepada cafe racer modern tetapi saya tidak ingin menghilangkan kesan klasiknya juga pada Royal Enfield. Untuk proses membuatnya butuh waktu 1,5 bulan,” paparnya kepada kumparan di JEC, Yogyakarta (6/10).
Builder yang pernah dua kali berturut-turut mendapatkan Best Custom Bike Show di Kustomfest 2017-2018 ini menyebut, beberapa sektor ia kustom agar sesuai dengan konsep.
“Untuk ubahan ada di bagian suspensi depan, body parts semuanya, swing arm diubah, exhaust (knalpot) dan wheels set-nya pun kita rubah,” terang Andika.
Bagian yang dipertahankan dari Continental GT 650 adalah sasis bagian depan saja. Sementara sasis belakang disesuaikan agar bisa mengakomodasi sejumlah part kustom.
Andika bercerita, Royal Enfield sebenarnya menawarkan dua pilihan produk untuk ia garap: Interceptor 650 dan Continental 650 GT. Tapi, agar lebih tertantang, ia lebih memilih varian cafe racer-nya.
“Karena memang saya menyenangi style cafe racer dan tertarik saja ketika saya membuat ini berarti saya dipercayakan sebagai yang pertama di Indonesia setelah motor ini masuk,” katanya.
Tampilan depan The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Menurut Andika, hal yang paling sulit tentu saja di sektor kelistrikan. Apalagi, Continental 650 GT menggunakan sistem injeksi yang memiliki banyak komponen vital.
“Kesulitan sebetulnya pada bagian wiring (kabel) elektrikalnya saja, karena motor ini sudah mengusung teknologi injection. Jadi saya minimalisir kabel-kabel elektrik itu. Sementara, saya ingin terapkan motor ini jadi cafe racer yang simpel, layak jalan dan fungsional,” Andika menjelaskan.
Selanjutnya selain tantangan di kabel-kabel, kesulitan lain ada di bagian fuel pump. Di mana, Andika harus menentukan besaran tangki BBM agar ukurannya lebih kompak.
Adapun, motor ini dilabur warna Copper Pearl Matt yang dikombinasikan dengan krom. Sementara untuk bahan bodi yang digunakan adalah pelat galvanis dengan ketebalan 1,3 mm.
Nah, untuk bentuk fairing-nya dipilih model half agar layout mesin bisa terlihat dengan jelas. Nama ‘The 30’ sendiri dipilih langsung oleh Andika untuk menandai usianya yang sekarang.
Detail kustom part dan gallery foto:
Tampilan depan The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tampilan belakang The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tampilan dan desain tangki The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Suspensi belakang dirubah jadi monoshock. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tampilan kokpit dan panel istrumen The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tampilan half-fairing The 30. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
'The 30' proyek spesial dari Royal Enfield. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumpran
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten