Royal Enfield Produksi di Thailand Tahun Depan, Indonesia Masih Impor
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fasilitas baru tersebut akan menjadi yang kedua berada di luar India, setelah di Argentina seperti dilansir Nikkei, Jumat (25/9).
Negeri Gajah Putih dipilih, lantaran penjualannya di tahun 2019 mencatatkan lonjakan lebih dari dua kali lipat, atau sebanyak 3.146 unit.
Alasan itulah yang membuat salah satu merek motor tua di dunia tersebut, akhirnya memutuskan membangun assembly plant Thailand sebagai basis ekspor untuk negara ASEAN, termasuk ke Indonesia dan Vietnam.
"Kami membawa kesuksesan kami dari India ke Thailand dengan tujuan menjadi nomor satu di pasar sepeda motor menengah di sana," ujar CEO Royal Enfield Siddhartha Lal, merujuk pada sepeda motor di kelas 250 cc hingga 750 cc.
Komponen Royal Enfield 40 persen lokal
Fasilitas CKD Royal Enfield di Thailand akan berlokasi di provinsi Chachoengsao, bagian dari zona industri yang sedang dipromosikan pemerintah.
Setidaknya kandungan lokalnya akan mencapai 40 persen, sementara sisanya akan dikirimkan dari India. Kapasitas produksi sendiri mencapai 4.500 hingga 5.000 unit pada tahun pertama, yang juga menjadi target penjualan.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir kami telah mendapatkan basis pelanggan yang lebih besar di Thailand, karena harga kami yang terjangkau," kata sumber itu.
Misalnya untuk model Interceptor-650, dijual 219.000 baht (7.000 dolar AS) setara dengan Rp 100 jutaan jauh di bawah di kelas yang sama. Sementara di Indonesia, harganya mencapai Rp 200 jutaan.
Royal Enfield memiliki 36 showroom di Thailand dan telah memasuki negara ASEAN lainnya termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia dan Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
Pihak Royal Enfield Indonesia sampai saat ini belum merespons kumparan, menyoal investasi mereka di Thailand.