Sasis Hino Jadi Primadona Perusahaan Bus di Indonesia, Ini Alasannya

26 September 2020 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kursus setir bus Sumber Alam. Foto: dok. Youtube Sumber Alam ID
zoom-in-whitePerbesar
Kursus setir bus Sumber Alam. Foto: dok. Youtube Sumber Alam ID
ADVERTISEMENT
Sasis bus merek Hino rupanya jadi salah satu primadona bagi para perusahaan otobus (PO) di Indonesia, khususnya yang beroperasi di Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Alasan laris manisnya sasis bus Hino, dikatakan pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, tidak terlepas dari sistem dan teknologinya yang masih sederhana dan belum didominasi kelistrikan atau sensor-sensor yang rumit.
Selain menyoal kemudahan perawatannya, penggunaan sasis bus yang belum banyak didominasi komputerisasi dan elektrikal seperti Hino, juga jauh lebih murah dalam hal biaya perawatan dan perbaikannya.
Sejumlah bus terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Padahal bila melihat ke masa lalu, sebenarnya sasis Mercedes-Benz lah yang mendominasi pasar. Hal itu, kata Anthony, tidak terlepas dari sasis Mercedes-Benz saat itu yang belum menggunakan komputerisasi rumit.
"Saat mereka (Mercedes-Benz) beralih ke komputerisasi dengan ECU-ECU yang rumit, sayangnya enggak dibarengin dengan edukasi ke mekanik-mekanik dan PO-PO, sehingga jadi ada gap kan dan akhirnya PO pun merasa lebih aman menggunakan sasis Hino yang belum komputerisasi," beber Anthony.
ADVERTISEMENT
Adapun sasis Hino yang populer saat ini, dikatakan Anthony, yakni sasis RN260. Secara harga, sasis Hino sebenarnya juga tidak jauh berbeda seperti sasis-sasis merek lainnya.
Bus physical distancing PO Handoyo. Foto: dok. HMSI

Sasis Hino kurang menjanjikan untuk rute jarak jauh

Meskipun unggul dalam hal perawatan yang mudah dan murah, Anthony tidak menampik bila kemampuan dari bus Hino kurang begitu maksimal untuk perjalanan rute panjang.
"Buat jarak jauh sih memang ada beberapa yang mulai merasakan kurang tenaganya, karena misalkan dipacu Jakarta Surabaya itu kurang bisa lari katanya," ucap Anthony.
Karena itu, tidak heran bila untuk rute jarak jauh termasuk dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera, para PO tetap mengandalkan sasis-sasis merek Eropa, seperti Mercedes-Benz, Scania, atau Volvo.
***
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)