Setelah Calya, ITB Konversi Bus Listrik Medium Berbasis Isuzu NQR

30 September 2022 17:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anak bermain di sekitar bus Trans Metro Pasundan saat peresmian di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anak bermain di sekitar bus Trans Metro Pasundan saat peresmian di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kepala Laboratorium Konversi Energi Listrik Institut Teknologi Banding (ITB) Agus Purwadi mengungkapkan tengah merancang konversi bus biasa ke listrik. Kolaborasi ini dilakukan bersama Isuzu Indonesia dan karoseri Laksana.
ADVERTISEMENT
“Platform yang digunakan Isuzu NQR70. Ini sudah banyak dipakai di Indonesia sehingga kami memilih itu,” buka Agus di pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) di Jakarta Convention Center, Kamis, (26/09).
Pra konversi dijelaskan Agus merupakan hal yang panjang dan sulit. Pihaknya harus bernegosiasi prinsipal pabrikan di Jepang, hingga akhirnya lampu hijau dinyalakan agar dapat restu mengubah sasis tersebut.
“Karena, mereka harus yakin sebab kan membawa brand. Kalau ada apa-apa ya mereka tetap akan kena dampaknya. Makanya, kami dievaluasi dari sisi engineering, dari sisi crashworthiness harus di-approve dalam platform,” jelasnya.
Bus medium baru dari karoseri Laksana bernama Nucleus 5. Foto: dok. Laksana
Ubahan yang dilakukan pada sasis dikatakannya beragam. Utamanya memperkuat struktur rangka. Kemudian penempatan baterai jadi salah satu tantangan terbesarnya.
“Kami harus melakukan penguatan-penguatan di sisi-sisi dimana distribusi berat baterai itu diletakkan. Karena, berat baterai jauh lebih berat dari engine. Nah, ini makanya baterai kami taruh di tengah,” kata Agus yang sebelumnya juga telah mengkonversi Toyota Calya menjadi listrik.
ADVERTISEMENT
Suspensinya pun dilakukan sedikit penyesuaian. Ini dilakukan agar bus tidak limbung saat digunakan di jalanan Indonesia. Proses penyesuaiannya dilakukan dengan melihat kontur dan kualitas jalan.
Adapun secara teknis, baterainya punya kapasitas 100 kWh. Jarak tempuh yang bisa dicapai maksimum 100 kilometer. Pengisian dayanya membutuhkan waktu empat jam menggunakan charger biasa dan satu jam menggunakan fast charging.
“Karena kapasitas baterainya kecil, kami pasang range extender buatan sendiri. Baterainya kecil untuk mengakali bobot yang diperbolehkan di jalanan Indonesia. Bus medium maksimal punya bobot 8 ton. Enggak boleh lebih dari itu,” paparnya.
Isuzu NQR70. Foto: dok. Isuzu Indonesia
Motornya menggunakan permanent synchronous magnet motor (PMSM) dengan keluaran daya 160 hp. Torsinya berkisar 300 hingga 2.000 Nm tergantung setelan rasio yang diinginkan. Kecepatan maksimumnya mencapai 80 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
Sistem pendingin baterai, kontroler, hingga motor listrik dijadikan satu. Ini dilakukan agar mereduksi bobot dan menghemat biaya.
“Rencananya untuk sistem pendinginannya ini bekerja sama dengan PT INKA. Jadi, AC yang sudah dikembangkan oleh PT INKA kami gunakan untuk pendinginan seluruh sistemnya ini bersamaan dengan kabin,” lanjut peneliti ini.
Dalam paparannya prototipe bus ini akan keluar pada tahun ini. Setelah dilakukan pengujian oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sasis akan langsung menuju Karoseri Laksana untuk dibuat bodi bus.
Agus menyampaikan konversi yang dilakukan pihaknya bisa menjadi basis atau acuan modifikasi bus konvensional menjadi listrik. Apalagi penggunaan sasis bus ukuran medium, tidak membutuhkan ubahan yang signifikan terhadap struktur rangka maupun penyesuaian bobot.
“Itu baru untuk first step dan legal dan bisa mengonversi bus yang ada menjadi bus listrik. Jadi, supaya yang udah ada, tinggal dikonversi aja. Ini ke arah konversi bus biasa ke bus listrik tapi yang street legal. Karena, konversi itu kan harus seizin yang punya merek,” tutupnya.
ADVERTISEMENT