Soal Kecelakaan TransJakarta, Pengamat: Pecat Sopir Bukan Solusi

4 Desember 2021 12:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transportasi umum Bus Transjakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transportasi umum Bus Transjakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kecelakaan bus TransJakarta belakangan ini menjadi bahan topik yang cukup panas. Jika melihat beberapa waktu ke belakang, banyak bus TransJakarta mengalami kecelakaan yang cukup mengerikan.
ADVERTISEMENT
Salah satunya tabrakan antara dua TransJakarta di Cawang yang sampai memakan korban. Kemudian, baru-baru ini bus TransJakarta menabrak pos polisi di PGC, Jakarta Timur dan separator di Senayan, Jakarta Pusat.
Hampir seluruh kecelakaan yang terjadi pada bus TransJakarta disebabkan oleh kelalaian pengemudi dalam mengendarai bus.
Petugas berupaya mengevakuasi bus TransJakarta yang menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Dengan banyaknya kecelakaan fatal yang melibatkan armada bus TransJakarta tentunya akan membuat publik meragukan tingkat keselamatan dan kompetensi pengemudi bus TransJakarta.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setiojowarno, mengatakan manajemen perusahaan TransJakarta seharusnya menerapkan sistem keselamatan perusahaan angkutan umum seperti yang tertulis pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 85 Tahun 2018 yang meliputi:
ADVERTISEMENT
“Kalau perusahaan seperti TransJakarta itu harus mengacu ke sistem manajemen keselamatan angkutan umum, PM No 85 Tahun 2018. Apakah itu sudah diterapkan, setidaknya itu sangat membantu mengurangi angka kecelakaan,” terangnya ketika dihubungi kumparan pada Jumat (3/12).
Djoko menjelaskan kalau kecelakaan tersebut tidak sepenuhnya salah pengemudi, TransJakarta seharusnya melakukan investigasi lebih lanjut pada bagian internal untuk mengetahui penyebabnya terletak dimana.

Harus lakukan evaluasi lebih lanjut

Bus TransJakarta yang alami kecelakaan di Cawang (25/10/2021). Foto: Satlantas Polres Metro Jaktim via Antaranews
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan hal yang sama, kecelakaan yang dialami oleh bus TransJakarta tidak bisa dibebani sepenuhnya pada pengemudi.
“TransJakarta yang bertanggung jawab akibat kecelakaan ini, bukan hanya semata dibebankan pada sopir, kalau sopir dipecat kasus ini pasti akan terulang, jadi harus dilihat dari akar permasalahannya,” jelas Jusri ketika dihubungi kumparan.
ADVERTISEMENT
Tambahnya, kejadian seperti ini pasti ada penyebab tidak langsung yang disebabkan oleh perusahaan. Seperti sistem pelatihan, manajemen kesehatan, atau manajemen pengembangannya yang kurang.
Dengan kecelakaan yang sering terjadi ini, seharusnya operator melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mengetahui titik masalahnya berada dimana sampai bisa menyebabkan hal seperti ini terulang dalam kurun waktu yang pendek.
“Ini akan menjadi bola salju, karena terus menerus, kita mulai dari hal standar dulu kemudian komitmen dari para pejabat, baru sosialisasi, baru penegakan hukum di internal,” kata Jusri.
Ilustrasi jalur transjakarta. Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Selain itu, pentingnya keselamatan berkendara masih sering disepelekan. Jusri mengatakan, hal-hal yang bersangkutan dengan sistem manajemen untuk supir seperti pemeriksaan kesehatan, kebugaran, dan distraksi masih disepelekan. Padahal, hal tersebut merupakan investasi untuk menjamin keselamatan sopir dan penumpang.
ADVERTISEMENT
“Karena konsep safety masih wording aja, bukan behaviour, mereka tahu tapi tidak memahami,” tuturnya.

Pemerintah akan lakukan evaluasi

Kejadian kecelakaan yang dialami oleh armada bus TransJakarta tentunya mencuat pertanyaan seberapa kompetensi operator dalam melakukan manajemen dan pemilihan supir sehingga kecelakaan terus menerus terjadi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria melihat hal tersebut merupakan masalah yang sangat serius. Sebab kejadian ini bukanlah pertama kalinya.
“Nanti kita pelajari ya, memang ada beberapa kejadian belakangan ini, terkait sopir, masalah bus, kemarin tabrakan, sekarang (menabrak) pos,” kata Riza kepada wartawan di Balai Kota Kamis (2/12).
Riza menambahkan, pihaknya akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menghindari kejadian serupa terulang lagi.
“Nanti akan kita evaluasi lebih lengkap dan menyeluruh apa sesungguhnya masalah yang terjadi sehingga terjadi tabrakan dan nanti kita carikan solusi terbaik,” jelas Riza.
ADVERTISEMENT