Sudah Boleh Beroperasi Terbatas, Perusahaan Bus Masih Pesimis

12 Mei 2020 10:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah bus terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah bus terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Terbitnya izin operasi terbatas bagi seluruh bus antar kota antar provinsi (AKAP) selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), belum berdampak positif bagi para Perusahaan Otobus (PO).
ADVERTISEMENT
Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali memandang pesimis, kebijakan baru ini akan membawa angin segar bagi perusahaan otobus.
Bus Sumber Alam. Foto: dok. Sumber Alam
Nihilnya pemesan, kata Anthony lantaran harga tiket yang dinaikkan hingga 300 persen, serta izin perjalanan yang sangat ketat bagi penumpang. Pemberlakuan itu dilakukan oleh pemerintah, guna meminimalisir orang bepergian keluar kota dalam upaya menekan penyebaran virus Corona.
"Mayoritas masyarakat yang menggunakan bus ini kan menengah ke bawah, dengan harga segitu mereka mungkin mikir-mikir. Sementara untuk orang yang perjalanan dinas dari instansi atau perusahaan besar mungkin lebih memilih naik pesawat atau kereta api," jelas Anthony.

Berpotensi menambah kerugian

Dengan kondisi yang kurang ideal dan tidak menentu, dirinya lebih berpendapat agar perusahaan bus dilarang beroperasi sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Sebab, bila sebelumnya saat pelarangan total diberlakukan kerugian sudah bisa diprediksi. Sementara dengan beroperasi terbatas, pihaknya belum bisa memprediksi apakah akan bertambah rugi atau ada sedikit pemasukan.
"Karena berapapun penumpangnya nanti, apakah hanya 2 orang atau bisa full 50 persen. Kami harus tetap berangkat, dan biaya operasional membeli solar dan tol juga tetap keluar," ucap Anthony.
Calon penumpang bersiap menaiki bus Antar Kota Antar Provinsi di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Minggu (29/3/2020) Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Harapkan pemerintah tegas

Anthony berharap agar pemerintah semakin tegas dalam menindak travel-travel gelap berplat nomor hitam yang membawa penumpang tidak sesuai aturan.
"Angkutan umum ini kan sebenarnya yang paling mudah dipantau, kan terdaftar juga di kementerian perhubungan. Dan saat kemarin dilarang beroperasi, kami ini yang paling patuh, tapi enggak taunya, pemerintah malah bobol di plat hitamnya," tutur Anthony.
Kendaraan travel gelap yang ditangkap pada operasi khusus 3 hari oleh Ditlantas Polda Metro Jaya. Foto: Istimewa
Seharusnya kata Anthony, apabila orang-orang yang berpergian tersebut menggunakan bus angkutan umum dan naik dari terminal resmi, maka akan lebih jelas dan terpantau kondisinya.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.