Sudah Tahu, Kenapa Posisi Duduk Pebalap Formula 1 Rendah dan Agak Rebah?

19 Oktober 2020 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexander Albon melakoni tes Formula 1 bersama Toro Rosso. Foto: REUTERS/Albert Gea/File Photo
zoom-in-whitePerbesar
Alexander Albon melakoni tes Formula 1 bersama Toro Rosso. Foto: REUTERS/Albert Gea/File Photo
ADVERTISEMENT
Posisi duduk ergonomis dan nyaman penting saat berkendara. Selain bisa membuat tubuh tak cepat lelah, ini juga berpengaruh pada refleks pengemudi.
ADVERTISEMENT
Dan masing-masing kendaraan posisi duduknya pun berbeda-beda. Menyesuaikan dengan jenis dan peruntukannya, seperti salah satunya pada mobil balap Formula 1 atau mobil balap touring, yang posisi dibuat serendah mungkin dengan sandaran punggung yang sedikit merebah. Mengapa seperti itu?
Pebalap Toyota Team Indonesia (TTI), Haridarma Manoppo, mengatakan hal itu berkaitan dengan pengendalian dan daya cengkram mobil pada aspal saat sedang menikung.
Sebaliknya, lanjut Haridarma, apabila titik bobot mobil berada di atas, maka mobil jadi cenderung lebih limbung dan sulit untuk bermanuver.
Jok Toyota Yaris TTI Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Ya, pada mobil balap berjenis touring seperti WTCR atau Formula 1, memang didominasi oleh karakter tikungan dengan kecepatan tinggi. Sehingga, pengendalian dan daya cengkram yang baik, jadi faktor penting supaya mobil bisa menikung dengan kecepatan tinggi.
ADVERTISEMENT
"Makanya di beberapa mobil balap touring itu, enggak cuma posisi duduk pebalapnya saja yang rendah, tapi juga mobilnya dibuat seceper mungkin," terang Haridarma.
Selain itu, apabila posisi duduk pebalap terlalu tegak dan dekat dengan setir, dikhawatirkan akan membuat setir jadi mudah tersenggol yang berakibat pada tingkat sensitivitas pergerakan setir jadi lebih tinggi.
Desain mobil untuk balapan Formula 1 2021. Foto: Twitter F1

Jangan diaplikasikan saat menyetir mobil harian

Berbeda dengan posisi duduk pada mobil balap, posisi duduk yang rendah dengan sandaran punggung merebah itu rupanya sangat tidak dianjurkan untuk penggunaan mobil harian.
"Dengan dia rendah dan merebah, otomatis ada potensi tangan dia tidak bisa menjangkau titik terjauh setir, yaitu arah jam 12, dengan sempurna. Akibatnya, mau enggak mau dia harus maju dan melepas punggungnya dari sandaran jok," beber Jusri Pulubuhu, senior instructor sekaligus founder dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC).
Posisi mengemudi Nissan Kicks Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Posisi itu, lanjut Jusri, sangatlah tidak ideal dan berbahaya bagi seorang pengemudi mobil harian. Karena dengan punggung yang tidak menempel pada sandaran jok, akan membuat seorang pengemudi jadi lebih lambat dalam merasakan gerakan mobil apabila ada sesuatu, seperti pecah ban.
ADVERTISEMENT
"Saraf di punggung ini kan ribuan dan itu penting semua. Lalu yang berkaitan dengan sensitivitas dan kemampuan kognitif untuk menganalisa dan memberikan hipotesa, juga ada di saraf punggung semua.
Karena itu, Jusri pun menyarankan agar posisi duduk pengemudi mobil harian dibuat dengan posisi yang jangan terlalu tegak dan jangan terlalu rebah. Pastikan, salah satu tangan dapat meraih titik terjauh setir, yaitu posisi jam 12, tanpa punggung harus lepas dari sandaran jok.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)