Tekanan Angin Perlu Dikurangi Ketika Berkendara dalam Kondisi Hujan?

18 Maret 2020 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ban mobil pada jalan basah. Foto: Dok. torque.com.sg
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ban mobil pada jalan basah. Foto: Dok. torque.com.sg
ADVERTISEMENT
Musim hujan masih terjadi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Tak jarang intensitas hujan tinggi menyebabkan jalan tergenang banjir sehingga permukaannya terkikis dan membahayakan kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Pengendara pun dituntut lebih berhati-hati saat bermanuver dan memastikan kondisi kendaraannya tetap prima. Ban merupakan komponen kendaraan yang wajib dicek saat musim hujan.
Menurut Customer Engineering Support Manager Michelin Indonesia, Wahid Suharyoko, pemilik kendaraan, baik mobil dan motor, paling utama harus memperhatikan tekanan angin. Nah, apakah tekanan angin ban perlu dikurangi saat musim hujan?
"Saya menyarankan tetap standar sesuai pabrikan. Kalau ban mobil pabrikannya menyarankan berapa, itu saja yang diikuti. Karena dikurangi atau ditambah tekanannya takutnya berpengaruh ke bentuknya tidak ideal atau handling-nya berubah," kata Wahid kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Untuk mobil, tekanan angin ban yang ideal biasanya sudah tertera pada stiker yang tertempel di pintu pengendara. Contohnya Daihatsu Xenia, tekanan ban depan sekitar 33 psi dan ban belakang 36 psi.
ADVERTISEMENT
Perlu Ganti Ban Basah?
Ilustrasi ban mobil Foto: dok. Steemit
Sementara ban sendiri dibagi menjadi jenis ban kering yang punya alur lebih sedikit dan cocok untuk lintasan kering. Sedangkan ban basah memiliki alur kembang lebih banyak sehingga cocok dipakai di lintasan basah.
Namun, untuk pemakaian sehari-hari, Wahid menyebut tidak perlu mengganti ban basah, sebab ban bawaan pabrikan sudah disesuaikan dan tetap aman melintasi jalan tergenang air.
"Sebenarnya ban bawaan pabrik itu sudah dirancang untuk pemakaian standar, artinya disesuaikan dengan kondisi cuaca dan jalan di Indonesia, jadi yang itu saja dipakai tidak apa-apa," ujarnya.
"Mungkin kalau ganti ban baru bisa lebih rigid, tapi dari sisi biaya terkadang orang punya pandangan masing-masing," tambahnya.
Periksa Kembang Ban
Tapak ban mobil yang sudah botak Foto: Shutter stock
Untuk mengantisipasi keausan ban, pemilik kendaraan harus memperhatikan ketebalan kembang ban.
ADVERTISEMENT
Cara mengetahui kondisi ketebalan kembang ban, pemilik mobil bisa mengecek tanda TWI (Tread Wear Indicator). Tanda tersebut terdapat pada sidewall ban dengan simbol segitiga.
Ujung segitiga tersebut mengarah pada tonjolan kecil yang ada di setiap sela kembang ban. Jika kondisi ban sudah tipis, maka tonjolan itu sudah sama rata dengan permukaan ban. Tandanya ban sudah harus diganti.
Jangan Abaikan Kerikil yang Terselip
Cungkil kerikil pada alur ban Foto: dok. Odellshouse
Permukaan jalan yang terkikis akibat genangan air menyebabkan munculnya kerikil-kerikil kecil yang bisa terselip di sela alur kembangan ban. Kondisi ini jangan disepelekan sebab bisa merusak lapisan kawat ban.
"Kerikil bisa menusuk dan tertahan di lapisan kawat ban. Air bisa masuk ke pori-pori ban dan merembes ke lapisan kawat, ya struktur ban jadi lemah. Biasanya ketika melibas batu atau sesuatu yang keras jadi gampang robek," pungkasnya.
ADVERTISEMENT