Toyota Investasi Rp 194 Triliun untuk Produksi Baterai EV dan Hybrid 2030

9 September 2021 9:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Mirai mobil hidrogen listrik untuk transportasi Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Toyota
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Mirai mobil hidrogen listrik untuk transportasi Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Toyota
ADVERTISEMENT
Toyota mengumumkan komitmen untuk investasi di baterai mobil listrik dan hybrid. Ini diungkapkan dalam acara Media briefing terkait baterai dan carbon neutrality.
ADVERTISEMENT
Chief Technology Officer Toyota Motor Corporation Masahiko Maeda mengungkapkan dalam presentasinya, mereka akan gelontorkan 1,5 triliun yen atau 13,6 miliar dolar AS.
Bila dikonversi menjadi ke mata uang Indonesia, angka tersebut setara dengan Rp 194 triliun. Ini akan digunakan untuk pengembangan dan produksi baterai mulai 2030.
"Dengan membangun sistem untuk pengembangan dan supply, kami akan mempromosikan penyebaran mobil listrik, termasuk BEV," ucapnya dalam keterangan resmi Toyota, Selasa (8/9).
Namun mereka belum mengungkapkan secara lebih rinci, akan membangun pabrik baterai di wilayah mana.
Mengutip Nikkei, investasi akan dilakukan di pasar utama, seperti China dan AS. Di Jepang, perusahaan berencana untuk memperluas produksi melalui usaha patungan dengan Panasonic.
Mobil listrik gahar Toyota bZ4X yang masih dalam rupa konsep. Foto: dok. Toyota

Target jualan mobil listrik

Pada Mei 2021, Toyota mengumumkan target akan menjual 8 juta kendaraan listrik dan hybrid, pada 2030. Ini termasuk 2 juta unit mobil listrik murni BEV dan fuel-cell.
ADVERTISEMENT
Kontribusi untuk segmen BEV dan fuel-cell 40 persen dari pasar Eropa, 15 persen di Amerika Utara, dan 10 persen di Jepang sendiri.
Pada gelaran Shanghai International Automobile Industry Exhibition April lalu, Toyota menyebut akan meluncurkan 15 model EV pada 2025. Termasuk yang dikembangkan bersama Subaru, yang akan dirilis 2022.
Terkait pengeluaran Toyota untuk baterai mobil listrik, mencapai sekitar 160 miliar yen atau Rp 20,7 triliun pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2022. Ini naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Perusahaan ini memperluas lini produksi pada anak perusahaan baterai Prime Planet Energy & Solutions, di Prefektur Hyogo Jepang dan Dalian, di China.
Anak perusahaan lainnya, Primearth EV Energy, juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi di lokasinya di Prefektur Miyagi Jepang dan China.
Mobil Listrik Toyota CPod di IIMS Hybrid 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO

Toyota Indonesia kebagian?

Direktur Corporate Affairs Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengutarakan, terlalu dini untuk membicarakan soal apakah Indonesia akan masuk dalam rantai pasok investasi baterai.
ADVERTISEMENT
"Tapi intinya kami mendukung upaya pemerintah untuk membangun industri yang terintegrasi. Jadi harus di-create demand-nya dahulu, bila ada demand kami bisa bangun industri," tuturnya kepada kumparan, Rabu (8/9).
Pasalnya kata Bob, bila industri hulu dibangun tetapi pasarnya tidak ada, akan sulit. Indonesia perlu akselerasi market.
"Semua harus didukung mulai dari hybrid, PHEV, BEV sampai FCV. Jangan pilih-pilih," kata Bob