Toyota Nilai Biofuel Indonesia Punya Potensi Jadi Energi Kompetitif
30 Oktober 2025 8:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
Toyota Nilai Biofuel Indonesia Punya Potensi Jadi Energi Kompetitif
Toyota menegaskan bahwa kerja sama lintas negara menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan terjangkau.kumparanOTO

ADVERTISEMENT
Dalam upaya menuju transisi energi bersih, Toyota menegaskan bahwa kerja sama lintas negara menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan terjangkau. Namun, perusahaan asal Jepang itu menegaskan bahwa peran mereka adalah menyediakan teknologi dan menciptakan pasar.
ADVERTISEMENT
Itulah yang ditegaskan Pras Ganesh, Executive Vice President, CISO, Toyota Motor Asia, saat ditanya mengenai kemungkinan adanya kerjasama government-to-government (G2G) antara pemerintah Jepang dan Indonesia untuk mempercepat ketersediaan bahan bakar bagi ekosistem biofuel.
“Kami tidak bisa berbicara atas nama pemerintah Jepang. Penentuan kebijakan sepenuhnya menjadi kewenangan mereka. Kami memahami bahwa saat ini sedang berlangsung pembahasan kebijakan otomotif antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia,” ujar Pras Ganesh.
“Kami meyakini cakupan pembahasan itu cukup luas dan mungkin mencakup biofuel. Namun Toyota tidak terlibat langsung dalam dialog G2G tersebut, karena itu perlu ditangani antarnegara. Peran kami adalah sebagai demand creator—pencipta permintaan. Kami memiliki teknologi, dan tugas kami adalah menyiapkannya agar bisa diterima konsumen,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pras, pendekatan ini selaras dengan strategi Toyota yang berfokus pada kesiapan teknologi serta kemampuan pasar untuk menerimanya. Ia menilai, perpaduan antara bahan bakar fosil dan biofuel bisa menjadi solusi realistis dalam mengurangi emisi, dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan energi di tiap negara, termasuk Indonesia.
Masahiko Maeda, Chief Executive Officer of Asia Region sekaligus Deputy Chief Executive Officer of China Region, Toyota Motor Corporation menambahkan, keberhasilan pengembangan energi masa depan sangat ditentukan oleh kemampuan menyediakan energi yang terjangkau.
“Pendekatan itu bisa disebut mirip SMR-type approach --artinya, semua bergantung pada komunikasi antarnegara,” kata Maeda.
“Yang penting adalah bagaimana menyediakan energi masa depan yang berpotensi besar dengan harga terjangkau. Kalau kita menciptakan energi netral karbon yang bagus tapi harganya tinggi, tidak akan ada yang memakainya,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Maeda mencontohkan Brasil sebagai negara yang sukses membangun ekosistem biofuel secara praktis. Keberhasilan itu tak lepas dari upaya panjang sektor pertanian mereka yang terus meningkatkan produktivitas hingga dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Ia menilai Indonesia sebenarnya sudah berada di jalur yang benar melalui kebijakan biodiesel yang telah berjalan. Namun, tantangan berikutnya adalah menjaga keterjangkauan harga dan memperluas pengembangan ke bahan bakar cair lain seperti bioetanol.
“Saya berharap Indonesia, selain terus mengembangkan biodiesel, juga dapat memproduksi dan memasok bioetanol yang lebih baik. Jika semangat dan kemajuan pemerintah Indonesia saat ini terus berlanjut, negara ini bisa menciptakan lingkungan energi yang sangat kompetitif,” ujarnya.
Dengan komitmen terhadap strategi multi-pathway—yakni berbagai jalur teknologi untuk mencapai netralitas karbon—Toyota menempatkan Indonesia sebagai salah satu pasar kunci. Perpaduan antara kesiapan teknologi, dukungan kebijakan, dan keterjangkauan harga diyakini akan menentukan seberapa cepat ekosistem bifuel dapat berkembang di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
