Vietnam Bakal Perpanjang Insentif Mobil Baru, Gaikindo Keberatan

1 Desember 2020 10:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspor Mobil CBU Indonesia Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ekspor Mobil CBU Indonesia Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah Vietnam respons penurunan penjualan mobil baru akibat COVID-19, dengan menelurkan Decree 70/2020/ND-CP pada akhir Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Di dalam aturan tersebut, biaya registrasi mobil baru dipangkas 50 persen. Namun ini hanya berlaku untuk produk yang diproduksi di Vietnam.
Regulasi yang akan berakhir pada 31 Desember 2020 ini kabarnya bakal diperpanjang. Sejumlah negara yang menjadikan Vietnam sebagai negara sasaran ekspor CBU pun khawatir.
Mengutip HanoiTimes, sejumlah negara melalui perwakilan kedutaan besarnya, termasuk Thailand, Indonesia, dan European Chamber of Commerce (EuroCham) prihatin dengan aturan tersebut. Regulasi itu, menurut mereka justru memperlihatkan perlakuan diskriminatif terhadap mobil impor.
Mobil mewah buatan Vietnam VinFast President. Foto: Paultan
"Iya, industri otomotif Indonesia bisa terganggu. Tidak cuma kita, begitu juga negara lain --yang ekspor mobil ke Vietnam," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara kepada kumparan, Senin (30/11) malam.
Sampai saat ini, mobil-mobil produksi Indonesia dengan merek Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki, dan Hino banyak diekspor ke Vietnam.
ADVERTISEMENT
Dari laporan VNExpress pada lima bulan pertama 2020, mobil dari Indonesia mencapai 15.074 unit, atau sebesar 53 persen dari total mobil yang diimpor Vietnam (28.532 unit). Sementara dari Thailand hanya 37 persen saja.

Tarif registrasi mobil penumpang di Vietnam

Berdasarkan aturan yang ada, biaya registrasi mobil penumpang, besarannya mencapai 12 persen dari harga mobil di 8 provinsi dan kota, seperti Hanoi, Quang Ninh, Hai Phong, Lao Cai, Cao Bang, Lang Son, Son La, dan Can Tho.
Penjualan mobil Vietnam 2020. Foto: hanoitimes.vn
Sementara di Kota Ha Tinh tarifnya 11, serta dan 10 persen di Kota Ho Chi Minh, Danang, dan daerah sisanya. Lalu untuk truk pikap biayanya 7,2 persen (8 provinsi tadi), 6,6 persen di Ha Tinh, dan 6 persen untuk daerah lain.
ADVERTISEMENT
Ambil contoh unit Toyota Fortuner yang harganya 1,35 miliar dong VND atau Rp 823 juta, biaya registrasinya di angka 162,4 juta VND. Namun kini dipangkas 50 persen dan pembeli mobil hanya harus membayar 81,2 juta VND saja. Tentu jika mobil itu dibuat di Vietnam.

Wake up call buat Indonesia

Ini bukan yang pertama industri otomotif Indonesia terganggu kebijakan Vietnam. Sebelumnya ada Decree 116, terkait vehicle type approval (VTA) pada awal 2018 lalu.
Kukuh mengungkapkan ini merupakan peringatan untuk Indonesia. Supaya jangan terus menjadi 'nice guy', sementara negara tetangga mulai bermanuver, untuk secara halus memproteksi industrinya.
Gaikindo proyeksi penjualan mobil di 2020 hanya 525.000 unit. Foto: Gaikindo
"Ini wake up call buat kita. Indonesia jangan jaim-jaim. Kita bisa juga menerbitkan kebijakan yang bisa mendorong industri otomotif dalam negeri," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Selain Vietnam, Kukuh juga menyebut negara lain seperti Malaysia yang turut melakukan proteksi terhadap industri otomotifnya.
Sementara itu, Gaikindo juga sempat mengajukan pemerintah membebaskan pajak mobil baru hingga 0 persen. Hanya saja, permintaan itu ditolak. Menteri Keuangan Sri Mulyani beralasan, sejauh ini telah banyak relaksasi pajak yang diberlakukan untuk menyelamatkan ekonomi nasional.