11 Cara Turunkan Stres Menurut Sains

30 Juli 2018 17:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi stres (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Mengalami stres akibat permasalahan sehari-hari mungkin adalah suatu hal yang normal. Namun demikian, jika tidak dijaga dan dikontrol, stres bisa berbahaya bagi tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Ada banyak riset yang telah menemukan bahaya stres pada tubuh. Riset dari University of Rochester, misalnya,menemukan bahwa orang dengan tingkat stres pekerjaan yang lebih tinggi memiliki status indeks berat badan (BMI) yang lebih tinggi. Selain itu ada juga riset yang menemukan bahwa karyawan dengan tingkat stres tinggi memiliki kemungkinan terkena diabetes tipe 2 yang juga lebih tinggi.
Lantas apa yang bisa dilakukan untuk menurunkan tingkat stres? Berikut ini 11 cara untuk menurunkan stres, sebagaimana dirangkum dari Live Science.
1. Yoga
Yoga membuat kualitas hidup gw menjadi lebih baik (Foto: Anthony Handoko)
zoom-in-whitePerbesar
Yoga membuat kualitas hidup gw menjadi lebih baik (Foto: Anthony Handoko)
Yoga tidak hanya membantu menjaga kelenturan dan bentuk tubuh. Ajaran meditasi dari India ini juga membantu tubuh menghadapi stres dan menurunkan tingkat peradangan pada tubuh.
Peradangan pada tubuh terjadi sebagai respons normal sistem imun terhadap suatu infeksi yang menyerang tubuh. Namun begitu, tingkat peradangan yang tinggi telah dihubungkan dengan masalah kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, asma, dan juga depresi.
ADVERTISEMENT
Dalam riset dari Ohio State University, ditemukan bahwa ketika para ahli yoga diekspos pada suatu faktor penyebab stres, tubuh mereka mengalami peradangan yang lebih rendah dibanding orang yang baru berlatih yoga.
2. Tidur lebih banyak
Ilustrasi Tidur yang Cukup (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tidur yang Cukup (Foto: Thinkstock)
Menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tidur yang cukup bisa meningkatkan kesehatan dan membantu menurunkan stres. Jadi untuk menurunkan stres, sebaiknya kamu mulai memperbaiki pola tidurmu.
Sayangnya, pola tidur yang buruk dan stres bekerja bagaikan siklus setan. Merasa stres di siang hari menyebabkan sulit tidur di malam hari, yang kemudian membuat merasa lelah dan lebih stres di keesokan harinya.
3. Konsultasi ke ahli
Ilustrasi konsultasi dengan ahli.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konsultasi dengan ahli. (Foto: Thinkstock)
Psikoterapi adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi simtom dari stres. Dalam sesi psikoterapi, pasien dan ahli mendiskusikan masalah si pasien. Mereka kemudian bekerja bersama-sama untuk mengoreksi pola pikiran negatif si pasien.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa jenis psikoterapi yang tersedia. Namun semua itu memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menolong pasien untuk mengatasi pikiran atau perasaan negatifnya dan membuat perubahan positif untuk mengatasi stres.
4. Olahraga
Ilustrasi berlari untuk menjaga kesehatan. (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berlari untuk menjaga kesehatan. (Foto: pixabay)
Olahraga terbukti efektif menurunkan stres. Hal ini karena olahraga menurunkan tingkat kortisol, hormon dari kelenjar adrenal yang keluar ketika seseorang merasa marah, takut, atau gelisah. Tak hanya itu, olahraga juga menstimulasi otak untuk melepaskan endorfin, hormon yang membuat tubuh merasa nyaman.
Untuk menurunkan stres, CDC menyarankan kita untuk melakukan aktivitas memperkuat otot yang menggerakan kelompok otot, seperti kaki, pinggul, punggung, perut, dada, bahu, dan tangan. Selain itu, melakukan jalan kaki cepat selama 30 menit tiap minggu juga membantu menurunkan tingkat stres.
ADVERTISEMENT
5. Meditasi
Pengendalian diri (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Pengendalian diri (Foto: Getty Images)
Banyak riset yang menunjukkan manfaat positif dari meditasi, seperti meredakan stres, menurunkan tekanan darah, mengurangi rasa sakit, dan membantu penyembuhan pasien penderita depresi.
Hasil riset pada 2008 yang dilakukan oleh Emory University di Atlanta menunjukkan bahwa Meditasi Zen dapat mengobati gangguan konsentrasi dan penderita hiperaktif.
6. Perbanyak tawa
Tertawa terlalu kencang (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tertawa terlalu kencang (Foto: Thinstock)
Dalam sebuah riset pada 2001 yang dilakukan oleh Loma Linda University, ditemukan bahwa peserta yang menonton video lucu mengalami penurunan pada tingkat kortisol, hormon penyebab stres, dan juga epinefrin. Ditemukan juga bahwa terjadi peningkatan hormon endorfin yang meningkatkan mood serta menurunkan depresi. Selain itu di riset yang dilakukan para peneliti di University of Oxford ditemukan bahwa tertawa meningkatkan toleransi kita terhadap rasa sakit.
ADVERTISEMENT
7. Rencanakan ‘waktu cemas’
Ilustrasi Waktu (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Waktu (Foto: Thinkstock)
Menurut riset dari Penn State University, menyiapkan waktu khusus untuk mencemaskan suatu hal ternyata memiliki manfaat positif bagi beberapa orang. Menurut peneliti, menyiapkan waktu 30 menit tiap harinya untuk mencemaskan sesuatu bisa membantu orang yang selalu merasa cemas mengatur kecemasannya.
8. Jangan mengeluh
Ilustrasi mengeluh (Foto: Concord90/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengeluh (Foto: Concord90/Pixabay)
Mengeluh mengenai hal yang membuat Anda stres mungkin terlihat sebagai cara efektif mengurangi stres. Namun menurut sebuah riset ditemukan bahwa mengeluhkan masalah ke orang lain tidak selalu membantu.
Dalam riset yang dilakukan para peneliti dari University of Kent di Inggris ini ditemukan bahwa saat orang perfeksionis yang mengalami masalah kemudian mengeluh, itu malah akan membuat mereka merasa semakin stres. Riset tersebut juga menemukan strategi lain dalam menghadapi masalah sehari-hari, yakni dengan menerimanya, menertawakannya, dan melihatnya dari sudut pandang positif.
ADVERTISEMENT
9. Terapi pijat
Pijat di India (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pijat di India (Foto: Pixabay)
Dipijat ternyata tidak hanya membuat tubuh lebih rileks dan mengurangi ketegangan otot. Menurut sebuah riset tahun 2010, pijat juga mempengaruhi tingkat hormon tubuh secara positif. Para peneliti menemukan bahwa setelah seseorang mendapat pijatan selama 45 menit, tingkat hormon kortisol mereka menurun.
10. Menulis perasaan diri sendiri
Ilustrasi menulis (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menulis (Foto: Pixabay)
Menurut National Institutes of Health (NIH), menulis dapat membantu menurunkan tingkat stres. Menuliskan perasaan diri sendiri membuat seseorang merasa dalam kontrol, dan membuatnya untuk bisa menganalisis situasi dengan lebih baik.
11. Berpelukan
Ilustrasi Peluk Anak  (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peluk Anak (Foto: thinkstock)
Oksitosin atau ‘hormon cinta’ biasanya dilepaskan oleh otak saat terjadi kontak fisik, seperti pelukan. Hormon tersebut dapat membantu menurunkan tingkat stres pada seseorang.
Dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Hormones and Behavior pada 2009, ditemukan bahwa bermain dengan anjing juga dapat meningkatkan keberadaan oksitosin dalam tubuh.
ADVERTISEMENT