168 Tikus Luar Angkasa Lahir, Buktikan Sperma Tahan Lama di Antariksa

14 Juni 2021 7:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tikus. Foto: jarleeknes via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tikus. Foto: jarleeknes via Pixabay
ADVERTISEMENT
Jika kamu pernah menonton film Interstellar, pernahkah kamu bertanya apakah mungkin sperma manusia bisa disimpan dan dibawa keliling jagat raya? Sebuah penelitian baru membuktikan, sperma memang dapat bertahan dalam kualitas baik saat disimpan di luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Menurut studi yang dipublikasi Science Advances pada Jumat (11/6), sperma tikus beku yang disimpan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama hampir enam tahun tidak mengalami kerusakan DNA dan terus menghasilkan "anak-anak luar angkasa yang sehat".
Temuan ini juga menjelaskan lebih lanjut apakah mamalia, termasuk manusia, dapat bereproduksi di luar angkasa.
"Radiasi ruang tidak mempengaruhi DNA sperma atau kesuburan setelah pengawetan di ISS, dan banyak keturunan yang secara genetik normal diperoleh tanpa mengurangi tingkat keberhasilan dibandingkan dengan kontrol yang diawetkan di darat," kata para peneliti dalam laporan mereka.
"Hasil percobaan sinar-x darat menunjukkan bahwa sperma dapat disimpan selama lebih dari 200 tahun di luar angkasa," sambungnya.
Stasiun luar angkasa (ISS). Foto: Pixabay
Temuan ini tentu merupakan kabar baik. Sebab, ISS sebenarnya memiliki radiasi perusak DNA 100 kali lebih kuat daripada di Bumi.
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru ini juga menjadi pembuktian langsung apakah sperma bisa tahan dari paparan radiasi. Sebelumnya, para ilmuwan NASA sudah pernah membuat model risiko kanker radiasi luar angkasa, tetapi datanya hanya berdasarkan dari para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki dan bukan dari eksperimen langsung di luar angkasa.
Masalahnya, eksperimen radiasi di Bumi enggak bisa menjadi patokan apakah sperma benar-benar bisa tahan dari radiasi di luar angkasa. Sebab, radiasi luar angkasa punya campuran yang lebih kompleks ketimbang Bumi.
“Ada banyak jenis radiasi yang terbang di luar angkasa, tidak seperti di darat. Misalnya, ada ion berat, proton, dan gelombang elektromagnetik dari semburan matahari,” kata penulis utama studi dari University of Yamanashi, Sanyaka Wakayama, kepada The Independent.
ADVERTISEMENT
Untuk menggelar eksperimen daya tahan sperma secara langsung di luar angkasa, para peneliti membekukan sampel sperma kering dari 12 tikus pada 2013 lalu. Sperma-sperma ini kemudian disegel dalam kapsul kecil, yang mereka bawa ke ISS dengan roket tanpa memerlukan freezer.
Begitu sperma tikus tiba di ISS, para astronot menyimpannya di dalam freezer dengan suhu minus 95 derajat Celcius. Beberapa sampel kemudian dikirim kembali ke Bumi setelah sembilan bulan, beberapa yang lain setelah dua tahun sembilan bulan. Adapun sampel sperma terakhir dikirim k Bumi setelah lima tahun 10 bulan di ISS — sampel biologis terlama yang disimpan di sana.
Ilustrasi Sperma. Foto: Pixabay
Saat tiba di Bumi, sampel sperma dari luar angkasa itu diperiksa oleh peneliti untuk mengukur seberapa banyak radiasi yang mereka serap dan menilai kerusakan DNA dalam inti sel. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa sperma yang disimpan di ISS tidak mengakibatkan kerusakan DNA.
ADVERTISEMENT
“Jumlah total radiasi ruang angkasa yang diserap oleh ISS, yang diukur oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), adalah 0,41 mili Gray (mGy) per hari,” kata Wakayama.
"Hasil percobaan penyinaran sinar-X di lapangan menunjukkan bahwa sperma beku-kering dapat bertahan hingga 30 Gy. Sperma beku-kering dapat [masih] menghasilkan generasi berikutnya ketika diradiasi dengan sinar-X hingga 30 Gy,” tambah Wakayama.
Sebagai perbandingan, dosis radiasi tipikal yang digunakan untuk mengobati kanker seperti tumor epitel padat berkisar antara 60 hingga 80Gy.
Menariknya, sperma tikus dari luar angkasa itu tak hanya masih dalam kondisi baik. Ketika sel sperma direhidrasi, disuntikkan ke dalam sel ovarium segar dan dipindahkan ke tikus betina, mereka dapat menghasilkan “anak tikus ruang angkasa yang sehat."
ADVERTISEMENT
Studi tersebut mencatat, setidaknya ada 168 anak tikus yang lahir dari sperma yang disimpan di luar angkasa selama 6 tahun. Semuanya memiliki penampilan normal dan tidak ada kelainan pada pola aktivitas gen mereka, dibandingkan dengan tikus kontrol yang lahir dari sperma yang diawetkan di Bumi.