2 Bayi ‘Super’ Lahir, China Setop Sementara Riset Rekayasa Genetik

30 November 2018 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penelitian (Foto: luvqs)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penelitian (Foto: luvqs)
ADVERTISEMENT
Sejak Kamis (29/11), pemerintah China memerintahkan agar riset terkait rekayasa genetika di negerinya disetop untuk sementara waktu. Penyetopan dilakukan menyusul adanya seorang peneliti China yang mengklaim telah melakukan rekayasa genetik pada embrio calon sepasang bayi kembar yang kini sudah lahir.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada awal pekan ini peneliti He Jiankui mengatakan bahwa dia menggunakan teknologi CRISPR-Cas9 untuk melakukan rekayasa genetik terhadap gen dari embrio sepasang bayi kembar perempuan tersebut.
He Jiankui, peneliti China yang klaim lakukan edit genetik pada dua bayi. (Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)
zoom-in-whitePerbesar
He Jiankui, peneliti China yang klaim lakukan edit genetik pada dua bayi. (Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)
Klaimnya, yang masih belum diverifikasi, menyebabkan kehebohan mengenai etika dan keamanan atas riset-riset serupa.
"Kejadian ini sangat keji, dan badan-badan yang berkaitan dengan rekayasa genetik telah diperintahkan untuk sementara menghentikan aktivitas risetnya," jelas pernyataan Kementerian Kesehatan, Sains, dan Teknologi serta China Association for Science and Technology, dikutip dari Reuters, Jumat (30/1).
Embrio yang telah diedit genetiknya disimpan dalam tabung kecil. (Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)
zoom-in-whitePerbesar
Embrio yang telah diedit genetiknya disimpan dalam tabung kecil. (Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)
Penyelenggara konferensi internasional pengeditan gen (Human Gene Editing Summit), di mana He mengumumkan klaimnya, juga mengutuk hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa riset He "sangat menggelisahkan" dan "tidak bertanggung jawab".
"Bahkan jika modifikasi yang dilakukan telah diverifikasi, prosedurnya sangat tidak bertanggung jawab dan tidak menuruti norma internasional," jelas pernyataan komite penyelenggara Human Gene Editing Summit. Komite tersebut juga meminta dilakukannya penilaian mandiri terhadap klaim He.
ADVERTISEMENT
He sendiri berpendapat bahwa rekayasa genetik yang dilakukannya ini bermanfaat. Ia mengklaim bayi kembar “super” hasil rekayasa genetika ini bisa lebih kebal terhadap infeksi HIV dan berbagai penyakit lainnya. Namun demikian, banyak peneliti China yang mengutuk riset He.
Pengeditan genetik embrio. (Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)
zoom-in-whitePerbesar
Pengeditan genetik embrio. (Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)
Selain itu, Southern University of Science and Technology, tempat He menjabat sebagai profesor asosiasi, telah mengumumkan akan melakukan investigasi pada kasus ini. Di samping itu, Komisi Kesehatan Provinsi Guangdong juga mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan tim investigasi untuk mempelajari kasus ini.
Data percobaan uji klinis di rumah sakit mengindikasikan bahwa rumah sakit yang terlibat melakukan ulasan etika terhadap proyek ini. Namun rumah sakit yang terlibat riset, yang tidak disebutkan namanya, membantah telah terlibat dan mengatakan bahwa komite etika tidak pernah bertemu untuk membahas proyek He.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, presiden dari masing-masing U.S. National Academy of Sciences (NAS) dan U.S. National Academy of Medicine (NAM) juga mengatakan kekhawatiran mereka atas proyek He.
"Kejadian di Hong Kong minggu ini menunjukkan bahwa kita memerlukan suatu standar yang lebih spesifik dan suatu landasan yang bisa diterima oleh komunitas sains internasional," jelas Presiden NAS Marcia McNutt and Presiden NAM Victor Dzau dalam suatu pernyataan.