2 Perusahaan Ini Setop Sementara Uji Klinis Vaksin Corona Tahap 3, Ada Apa?

15 Oktober 2020 8:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas lab menyiapkan sampel sebelum pengujian virus corona (COVID-19). Foto: Cooper Neill/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas lab menyiapkan sampel sebelum pengujian virus corona (COVID-19). Foto: Cooper Neill/REUTERS
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu 24 jam, dua uji klinis vaksin corona harus dihentikan sementara. Keduanya dihentikan setelah pasien uji coba mengalami gejala sakit yang belum dapat dijelaskan.
ADVERTISEMENT
Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Eli Lilly, menghentikan uji klinis tahap 3 pada hari Selasa (13/10) lalu. Sementara itu, perusahaan asal AS lainnya, Johnson & Johnson menghentikan uji klinis vaksin corona satu hari sebelumnya.
Kepala penelitian dari J&J, Mathai Mammen, mengutarakan bahwa penghentian uji klinis vaksin corona perusahaannya mungkin tidak berhubungan dengan vaksin corona itu sendiri.
Penghentian uji klinis tahap 3 pada sebuah vaksin atau obat memang cukup umum terjadi. Beberapa pasien uji coba memiliki kemungkinan terjangkit penyakit lain yang tidak berhubungan dengan uji coba.
Salah satu perusahaan yang pernah mengalami hal ini adalah AstraZeneca pada bulan lalu. Beberapa hari kemudian, uji coba kembali dilanjutkan setelah pasien terbukti terjangkit penyakit yang tidak berhubungan dengan uji coba vaksin.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Eric Topol, seorang dokter dan ilmuwan dari Scripps Research Institute, menyampaikan bahwa ia cukup kaget dengan penghentian sementara uji klinis vaksin corona buatan Eli Lilly. Menurut Topol, uji klinis tahap awal tidak menunjukkan potensi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Semoga (ini hanya sebuah) penghentian sementara dan kita akan memperoleh detailnya secara cepat,” tulis Topol melalui Twitter. “Lebih baik berhati-hati.”
Eli Lilly memang telah menjalankan uji klinis tahap 3 sejak bulan Agustus lalu di AS, Denmark, dan Singapura. Perusahaan mengaku menghormati keputusan dari Data Safety Monitoring Board (DSMB) yang mengambil langkah penyetopan sementara ini.
Lilly mendukung keputusan dari badan independent DSMB untuk secara hati-hati memastikan keselamatan dari pasien yang berpartisipasi pada penelitian ini,” ujar juru bicara Eli Lilly kepada AFP.
Namun, hingga saat ini Eli Lilly belum mengungkap masalah yang dialami oleh pasiennya. Jumlah pasien yang terdampak juga belum dibuka ke publik.
Ilustrasi perusahaan Johnson & Johnson. Foto: Shutterstock
Sementara J&J mengaku masih sangat optimis dengan vaksin virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 buatan perusahaannya.
ADVERTISEMENT
“Tidak aneh ketika ditemukan penyakit yang tidak terduga (terjadi) pada sebuah penelitian besar selama durasinya berjalan,” ujar Mammen, seperti dilansir AFP.
“Pada beberapa kasus, kejadian serius yang merugikan, mungkin memiliki hubungan atau (mungkin juga) tidak sama sekali dengan obat atau vaksin yang tengah diuji,” lanjutnya.
Johnson & Johnson memang telah menjalankan uji klinis tahap 3 sejak bulan September lalu. Sukarelawan dari AS dan seluruh dunia berkumpul untuk menyukseskan uji klinis yang berpotensi mengakhiri pandemi COVID-19.
Meski kedua perusahaan masih optimis dan mendukung segala proses penelitian, dampak penyetopan sementara ini sudah terasa dari sektor bisnis. Saham J&J turun 2,3 persen sejak penyetopan sementara terjadi. Sementara saham dari Eli Lilly anjlok 2,9 persen.
ADVERTISEMENT
(EDR)