20.000 Ton Minyak Bocor ke Sungai, Warna Air di Rusia Jadi Merah Darah

6 Juni 2020 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpahan 20.000 ton minyak diesel yang mencemari Sungai di dalam Lingkaran Arktik. Foto: European Space Agency (ESA)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpahan 20.000 ton minyak diesel yang mencemari Sungai di dalam Lingkaran Arktik. Foto: European Space Agency (ESA)
ADVERTISEMENT
Tumpahan 20.000 minyak diesel yang bocor ke Sungai Ambarnaya, Rusia, di Lingkaran Arktik mengubah warna airnya menjadi merah darah. Perubahan ini tertangkap satelit milik Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) dalam misi Copernicus Sentinel-2.
ADVERTISEMENT
Bahan bakar diesel tersebut bocor dari tangki penyimpanan di pembangkit listrik termal milik Norilsk Nickel. Insiden kebocoran minyak ini membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan negara dalam keadaan darurat. Saat ini, upaya pembersihan sedang berlangsung di dekat lokasi kebocoran di Norilsk, Siberia.
Dari tampilan gambar satelit yang berhasil diabadikan ESA, dapat terlihat tumpahan minyak membuat warna sungai pada 29 Mei kontras dengan gambar sungai dari 31 Mei dan 1 Juni. Air Sungai Ambarnaya berubah dari coklat kehijauan menjadi merah tua ketika tercampur tumpahan minyak diesel.
Air Sungai Ambarnaya berubah menjadi merah darah usai tercemai tumpahan 20.000 ton minyak diesel. Foto: Twitter: @WWF_Belgie
"Kecelakaan itu disebabkan oleh tenggelamnya tiang-tiang penyangga secara tiba-tiba di ruang bawah tanah tangki penyimpanan," tulis laporan Norilsk Nickel, dikutip dari CNET.
Perusahaan itu menduga suhu menghangat secara tidak normal sehingga menyebabkan lapisan tanah beku atau ibun abadi (permafrost) di bawah tangki mencair.
ADVERTISEMENT
Tampilan dari dekat Sungai Ambarnaya sama mengejutkannya dengan gambar dari luar angkasa. Seperti yang terlihat dari foto-foto unggahan akun Twitter WWF-Belgie pada Kamis (4/6).
Para pekerja membuang tanah yang terkontaminasi minyak dan memompa bahan bakar dari Sungai Ambarnaya, yang terhubung ke sebuah danau besar. The World Wide Fund for Nature (WWF) Arctic Programme mengatakan tumpahan minyak mengancam keberlangsungan hidup ikan, burung, dan kawanan rusa liar di daerah sekitar.
"Menghentikan penyebaran (minyak) lebih lanjut adalah penting, tetapi unsur-unsur beracun akan tetap ada di sungai dan danau. Tumpahan seperti ini seharusnya tidak terjadi sejak awal," kata WWF-Rusia Aleksey Knizhnikov.