3 Buku Kuno di Denmark Mengandung Racun Arsenik Mematikan

3 Juli 2018 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu buku kuno di Denmark yang beracun. (Foto: University of Southern Denmark)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu buku kuno di Denmark yang beracun. (Foto: University of Southern Denmark)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peneliti di University of Southern Denmark baru saja menemukan bahwa tiga buku kuno dan langka yang menjadi koleksi perpustakaan kampus tersebut ternyata mengandung racun arsenik yang mematikan.
ADVERTISEMENT
Jakob Povl Holck, peneliti perpustakaan di University of Southern Denmark, dan Kaare Lund Rasmussen, profesor fisika, kimia dan farmasi di kampus yang sama, menuliskan di The Conversation soal bagaimana akhirnya mereka bisa menemukan ada buku yang mengandung racun.
Awalnya, penelitian dilakukan pada beberapa koleksi buku milik perpustakaan dikarenakan adanya dugaan bahwa buku-buku kuno mereka menggunakan kertas daur ulang dari Abad Pertengahan. Di abad ke-16 dan 17, kertas-kertas kuno dari Abad Pertengahan seringkali didaur ulang untuk kemudian digunakan ketika membuat buku baru.
Ketika sedang mencoba untuk mencari tahu apakah ada tulisan-tulisan penting yang digunakan pada buku koleksi mereka, para peneliti kesulitan untuk membaca tulisan-tulisan Latin yang ternyata digunakan pada sampul tiga buku koleksi mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka kemudian menggunakan analisis X-ray fluoresensi (micro-XRF) untuk mengetahui kandungan kimia pada kertas tersebut dengan harapan analisis kandungan kimia pada kertas dapat membantu mereka untuk membaca tulisan di kertas.
Dari sinilah diketahui bahwa warna hijau yang digunakan pada sampul tiga buku tersebut ternyata mengandung arsenik. Arsenik adalah zat kimia beracun yang dapat menyebabkan iritasi lambung, iritasi usus, mual, diare, perubahan pada kulit dan iritasi pada paru-paru yang kemudian berujung pada kematian. Sifat beracun dari arsenik ini tidak akan hilang dalam waktu lama.
Ilustrasi racun. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi racun. (Foto: Pixabay)
Apakah kandungan racun ini sengaja dimasukkan saat pembuatan buku untuk meracuni seseorang?
Ternyata, bukan itu alasan mengapa ada racun di dalam buku tersebut. Meski beracun, arsenik dapat menghasilkan warna hijau. Bila digunakan dalam kandungan yang sedikit, maka akan menghasilkan warna hijau cerah. Adapun bila semakin banyak arsenik yang digunakan, warna hijaunya jadi semakin gelap.
ADVERTISEMENT
Bila diperhatikan, sampul buku tersebut memang memiliki warna hijau paris yang mengandung arsenik.
Pada abad ke-19, arsenik memang banyak digunakan untuk cat, termasuk untuk melukis. Di samping itu, fungsi lain arsenik adalah sebagai pestisida untuk pertanian.
Penggunaan arsenik sebenarnya sudah mulai ditinggalkan seiring dengan dengan meningkatnya pengetahuan mengenai bahaya dari arsenik dan ditemukannya bahan lain yang dapat menghasilkan warna hijau. Akan tetapi para peneliti menduga, warna hijau dari arsenik diberikan pada sampul ketiga buku dari abad ke-19 itu bukan hanya untuk mempercantik buku, melainkan juga untuk melindungi ketiganya dari gangguan serangga dan tikus.
Saat ini, ketiga buku tersebut ditaruh di dalam tempat khusus yang telah diberi label sebagai benda beracun. Para peneliti telah mengamankan buku tersebut agar dapat meminimalisasi kontak fisik yang dilakukan para pengunjung perpustakaan dengan buku-buku beracun itu.
ADVERTISEMENT