3 Cara Mudah Ini Bisa Hentikan Pandemi Corona Sebelum Vaksin Ada

23 Juli 2020 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengunjungi Pasar Musi di Depok, Jawa Barat, Senin (18/5/2020).  Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengunjungi Pasar Musi di Depok, Jawa Barat, Senin (18/5/2020). Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
ADVERTISEMENT
Ketiadaan vaksin dan obat menjadi rintangan besar untuk mengatasi pandemi virus corona. Namun, para ilmuwan di Belanda mengungkap bahwa tindakan sederhana bisa menyelesaikan wabah lebih cepat sebelum vaksin dan obat ditemukan.
ADVERTISEMENT
Menurut riset yang dibuat para peneliti di Utrech University, penyebaran virus corona bisa berkurang secara drastis, jika masyarakat rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. "Epidemi besar dapat dicegah jika kemanjuran tindakan ini melebihi 50 persen,” kata para peneliti dalam studinya.
Temuan ini telah dipublikasi di jurnal ilmiah PLoS Medicine pada Selasa (21/7). Dalam riset tersebut, para peneliti hendak mengevaluasi upaya pencegahan, baik dalam tataran personal maupun kebijakan pemerintah, yang dapat membantu menghentikan virus corona.
Untuk menganalisis hal tersebut, mereka menggunakan pemodelan komputer untuk memeriksa seberapa efektif tindakan mencuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak ketika dilakukan sendiri dan ketika dipasangkan dengan aturan pencegahan yang diamanatkan pemerintah. Mereka memakai data tingkat kontak orang-orang di Belanda, namun para peneliti menyebut bahwa pemodelan yang mereka buat sesuai utuk negara-negara Barat pada umumnya.
Kondisi penumpang di Gerbong KRL Stasiun Tanah Abang-Serpong, Selasa (24/3). Foto: Dok. Suhada
Para peneliti menemukan, aturan pencegahan yang diberikan oleh pemerintah (seperti menutup bisnis, membatalkan acara, dan meminta masyarakat tinggal di rumah) selama 3 bulan dapat menunda puncak COVID-19 hingga 7 bulan. Adapun jika kebijakan itu didukung oleh kedisiplinan masyarakat menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak, maka puncak kasus virus corona dapat tertunda lagi selama beberapa bulan dan lebih sedikit orang akan terinfeksi secara total, bahkan jika pelonggaran telah diterapkan.
ADVERTISEMENT
Menurut ilmuwan, semakin cepat orang sadar akan ancaman yang ditimbulkan oleh COVID-19 dan mengadopsi langkah-langkah tersebut, semakin besar dampaknya untuk menyudahi pandemi. Para peneliti memperkirakan bahwa di negara yang 90 persen populasinya menggunakan berbagai tindakan, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak sosial, gelombang kedua virus corona dapat dihindari.
Tentu, para peneliti menyadari bahwa pemodelan yang mereka buat tidak sempurna. Sebagai contoh, mereka tidak melihat aspek demografi di mana orang yang tinggal bersama orang lain mungkin tidak dapat menerapkan jarak aman, sehingga infeksi bisa terjadi. Mereka juga tidak memasukkan faktor reinfeksi virus corona.
Meski demikian, riset ini membawa pesan penting bagi pemangku kebijakan kesehatan masyarakat selama pandemi virus corona. Peneliti berpesan, pemerintah perlu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak.
Ilustrasi olahraga sambil menggunakan masker. Foto: Shutterstock
Menurut peneliti, kebijakan pembatasan sosial yang diprakarsai pemerintah perlu dikombinasikan dengan kesadaran masyarakat melakukan pencegahan secara mandiri. Tujuannya, selain dapat menyediakan waktu untuk meningkatkan kapasitas sistem perawatan kesehatan, hal tersebut juga secara signifikan dapat mengurangi persebaran wabah.
ADVERTISEMENT
“Kami menekankan pentingnya kesadaran penyakit dalam mengendalikan epidemi yang sedang berlangsung dan merekomendasikan bahwa, selain kebijakan tentang jarak sosial, pemerintah dan lembaga kesehatan masyarakat memobilisasi orang untuk mengadopsi langkah-langkah yang dipaksakan sendiri (self-imposed) dengan kemanjuran terbukti untuk berhasil mengatasi COVID-19,” tulis peneliti.

Pesan sama dalam riset UI

Pesan serupa juga sebenarnya telah diberikan oleh Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Dalam pemodelan baru terkait penambahan kasus harian di Indonesia yang dibuat akhir Juni 2020, mereka menekankan pentingnya kolaborasi antara kedisiplinan masyarakat menjalankan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) dan keseriusan pemerintah untuk melakukan TLI (tes, lacak, isolasi).
Menurut Tim FKM UI, Indonesia bisa menyentuh penambahan 4.000 kasus harian virus corona per hari, jika masyarakat tidak disiplin dan pemerintah tidak serius menanggulangi pandemi. Kamu bisa melihat pemodelannya melalui artikel berikut ini.
ADVERTISEMENT