3 Negara Asia Tenggara Ini Berhasil Tangani Pandemi Corona, Apa Rahasianya?

15 Juni 2020 10:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan berbaris untuk memasuki Singapura dari Johor di Woodlands Causeway, sebelum Malaysia lockdown. Foto: REUTERS / Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan berbaris untuk memasuki Singapura dari Johor di Woodlands Causeway, sebelum Malaysia lockdown. Foto: REUTERS / Edgar Su
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa bulan terakhir, negara-negara di Asia Tenggara sedang berjibaku menangani pandemi virus corona yang mengancam kehidupan orang-orang. Wabah ini telah memukul terlebih dahulu kota Wuhan, China, pada akhir tahun 2019 bertepatan dengan musim liburan. Pandemi membawa dampak buruk bagi sektor kesehatan dan ekonomi China.
ADVERTISEMENT
Pada pertengahan Januari 2020, virus dilaporkan di beberapa negara lain. Tak terkecuali Thailand yang dinilai sangat rentan terdampak COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona, karena banyak menerima pelancong dari Wuhan.
Kini, virus corona telah menyebabkan kematian dan kesengsaraan di Asia Tenggara, khususnya di Filipina, Singapura, dan Indonesia. Di Indonesia, misalnya, pemerintah telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam upayanya menekan penyebaran virus corona. Per Minggu (14/6) kemarin, total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 38.277, 2.134 meninggal dunia, dan 14.531 sembuh.
Namun, alih-alih memperketat penguncian, pemerintah justru tengah giat menggembar-gemborkan new normal, melonggarkan PSBB menuju tatanan kehidupan baru. Padahal, angka kasus corona dalam beberapa hari terakhir mengalami lonjakan yang cukup tinggi, antara 800 hingga 1.000 kasus per hari. Kendati begitu, Indonesia masih belum mengalami krisis kesehatan seperti negara-negara bagian Amerika Serikat.
Polisi Vietnam mengenakan masker saat berjaga di pos pemeriksaan di komune Son Loi di provinsi Vinh Phuc, Vietnam. Foto: AFP/NHAC NGUYEN
Dari sekian banyak negara di Asia Tenggara yang terdampak, ada tiga negara yang nyatanya berhasil menangani pandemi. Tiga serangkai ini adalah Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Sejauh ini, Thailand hanya mencatat 58 kematian akibat corona. Sementara Malaysia 121 kematian. Sedangkan Vietnam nihil.
ADVERTISEMENT
Menurut Dale Fisher, profesor di National University of Singapore yang juga ketua Global Outbreak Alert and Response Network di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kunci kesuksesan negara dalam menekan penyebaran virus terletak dari kesadaran masyarakat terhadap bahaya COVID-19.
“Sosialisasi yang jelas juga sangat penting. Ketika kamu memiliki negara dengan pemimpin yang lemah maka orang menjadi bingung. Mereka tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus dipercaya, dan kemudian kamu melegitimasi ketidaktahuan,” ujarnya seperti dikutip The Guardian.
Saat pandemi dimulai, Thailand langsung mengerahkan lebih dari 1 juta relawan kesehatan untuk memantau pergerakan masyarakat. Sementara Malaysia melakukan rapat terbatas saat wabah pertama kali muncul di kota Wuhan, China.
Petugas polisi yang memakai masker terlihat di luar pasar grosir Xinfadi, di Beijing, China. Foto: Martin Pollard/REUTERS
Mereka meninjau bagaimana negara lain menangani sebuah wabah, termasuk menyiapkan obat-obatan potensial untuk penyakit menular. Reagen yang diperlukan untuk tes diagnostik dipesan lebih awal dan membuat rencana untuk mengatur kembali rumah sakit, jika terjadi wabah besar.
ADVERTISEMENT
Semua orang yang dinyatakan positif COVID-19 langsung dirawat dan diisolasi di rumah sakit, bahkan bagi mereka yang tidak menunjukkan gejala. Tidak seperti Korea Selatan yang melakukan pengujian massal, negara-negara Asia Tenggara justru berfokus pada individu yang berisiko tinggi atau menguji orang-orang yang berada di wilayah terdampak.
Di Singapura, penelantaran pekerja migran yang tinggal di asrama dengan lingkungan padat telah menyebabkan kasus corona meledak hingga mencapai 40.197 kasus. Adapun lonjakan kasus di Malaysia terjadi karena acara keagamaan yang di gelar di sebuah masjid di dekat Kuala Lumpur.
Secara garis besar, penanganan virus corona di Malaysia dipimpin oleh ahli kesehatan, bukan politisi. Malaysia menerapkan penguncian sangat ketat dan menegakkan hukum seadil-adilnya. Hanya satu orang per keluarga yang diizinkan keluar untuk membeli bahan makanan, dan orang-orang tidak diizinkan berolahraga setiap hari.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, mesti ada sinergi antara pemerintah dan masyarakat jika negara ingin menyudahi wabah corona. Pemerintah menegakkan peraturan dengan sebaik-baiknya, sementara masyarakat mengikuti aturan yang ada. Hal inilah yang tampaknya menjadi kunci sukses suatu negara menangani pandemi COVID-19.