3 Peneliti Lab Wuhan Disebut Sakit Mirip Covid Sebelum Pandemi Corona Terungkap

24 Mei 2021 15:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud asli virus corona SARS-CoV-2.  Foto: Nanographics
zoom-in-whitePerbesar
Wujud asli virus corona SARS-CoV-2. Foto: Nanographics
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal usul virus corona kembali jadi sorotan usai sebuah laporan menyebut tiga peneliti laboratorium Wuhan, China, mengalami sakit sebelum pandemi COVID-19 terungkap. Kabar tersebut hadir dari The Wall Street Journal, mengutip laporan intelijen AS yang sebelumnya dirahasiakan.
ADVERTISEMENT
Surat kabar itu mengatakan, laporan intelijen AS pada Januari 2021 menyebutkan bahwa tiga ilmuwan di Wuhan Institute of Virology, yang jadi tempat pusat studi coronavirus, mengalami sakit pada musim gugur 2019 "dengan gejala yang konsisten antara COVID-19 dan penyakit umum musiman." Laporan intelijen itu tidak memastikan apakah para peneliti di laboratorium dirawat di rumah sakit dan waktu pasti mereka sakit.
Informasi intelijen AS ini pun dapat menambah cakupan penyelidikan asal usul COVID-19 yang lebih luas, khususnya dalam hal apakah virus corona bocor dari laboratorium atau tidak.
Seorang pejabat intelijen AS saat ini dan seorang mantan pejabat intelijen AS disebut menyatakan pendapat yang berbeda tentang bukti penyakit para peneliti laboratorium Wuhan pada November 2019.
ADVERTISEMENT
Seorang pejabat menyebut bahwa laporan intelijen itu berasal dari mitra internasional AS, dan perlu penyelidikan lebih lanjut. Namun, seorang narasumber lain mengatakan kepada surat kabar bahwa laporan intelijen AS itu "sangat tepat".
"Informasi yang kami dapatkan dari berbagai sumber memiliki kualitas yang sangat bagus. Sangat tepat. Apa yang tidak diberitahukan kepada Anda adalah mengapa mereka jatuh sakit," kata narasumber internal itu.
Para ahli mengatakan bahwa virus corona mulai menginfeksi orang-orang di Wuhan sekitar November 2019. Adapun pemerintah China mengatakan kasus pertama yang dikonfirmasi terjadi pada 8 Desember 2019.
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Laboratorium Wuhan hingga saat ini belum mempublikasikan data, catatan laboratorium, atau catatan keamanannya setelah pandemi muncul secara global.
Laboratorium Wuhan sebelumnya sempat jadi sorotan dunia usai pemerintahan Donald Trump menuding bahwa virus corona yang jadi pandemi COVID-19 bocor dari sana. Tuduhan ini dibantah oleh China.
ADVERTISEMENT
Terkait laporan terbaru soal peneliti lab Wuhan yang sakit sebelum pandemi dari The Wall Street Journal, seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan pemerintahan Joe Biden terus memiliki "pertanyaan serius tentang hari-hari awal pandemi COVID-19, termasuk asal-usulnya di China."
Juru bicara itu mengatakan, pemerintah AS sedang bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan negara anggota lainnya untuk mendukung evaluasi yang digerakkan oleh ahli tentang asal-usul pandemi "yang bebas dari campur tangan atau politisasi."
"Kami tidak akan membuat pernyataan yang merugikan studi WHO yang sedang berlangsung tentang sumber SARS-CoV-2, tetapi kami telah menjelaskan bahwa teori yang masuk akal dan secara teknis dapat dipercaya harus dievaluasi secara menyeluruh oleh para ahli internasional," kata juru bicara tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (23/5), Kementerian Luar Negeri China mencatat bahwa penelitian yang dipimpin WHO telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin terjadi.
"AS terus menggembar-gemborkan teori kebocoran laboratorium," kata kementerian itu menanggapi permintaan komentar dari Journal. "Apakah ia (AS) benar-benar peduli tentang melacak sumber atau mencoba mengalihkan perhatian?"
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Setelah penyelidikan selama Februari 2021 di Wuhan, tim peneliti dari WHO memang menyimpulkan bahwa virus corona kemungkinan besar melompat dari kelelawar ke manusia melalui inang hewan perantara. Para peneliti WHO, yang dibantu oleh para ahli China, kemudian menetapkan bahwa asal usul virus corona dari kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin" terjadi.
Namun, kesimpulan WHO itu tidak didukung dengan informasi lengkap. Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, para ahli kesulitan mengakses data infeksi COVID-19 dan sampel darah pasien dari dalam dan sekitar Wuhan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Reuters, salah seorang peneliti dari WHO memang menyebut China menolak memberikan data mentah tentang kasus awal COVID-19. Penolakan China ini berpotensi mempersulit upaya untuk memahami bagaimana wabah COVID-19 dimulai.