3 Skenario Kapan Pandemi Corona Berakhir, Selesai 2023?

1 Oktober 2020 6:36 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melewati mural yang menggambarkan pejuang garis depan virus corona yang digambar di dinding tempat pembuangan sampah di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga melewati mural yang menggambarkan pejuang garis depan virus corona yang digambar di dinding tempat pembuangan sampah di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP
ADVERTISEMENT
Ada satu kesamaan mendasar antara pandemi virus corona saat ini dengan pandemi flu Spanyol yang terjadi pada 102 tahun silam: orang-orang bertanya, kapan wabah berakhir? Seperti orang-orang tahun 1918, kita ingin segera kembali ke kenormalan seperti sebelum wabah terjadi.
ADVERTISEMENT
Namun, akhir pandemi itu sendiri bisa mengandung dua pengertian, menurut firma konsultan manajemen McKinsey.
Pengertian yang pertama adalah titik akhir dalam sudut pandang epidemiologis, yakni ketika kekebalan kelompok (herd immunity) tercapai. Dalam pengertian ini, titik akhir pandemi akan terjadi ketika proporsi masyarakat yang kebal terhadap COVID-19 cukup untuk mencegah penularan yang meluas dan berkelanjutan.
Pengertian kedua, akhir pandemi juga bisa berarti transisi ke bentuk kenormalan. Dalam pengertian yang kedua ini, akhir pandemi terjadi ketika semua aspek kehidupan sosial dan ekonomi dapat dilanjutkan tanpa takut akan kematian yang berkelanjutan, atau terkait konsekuensi kesehatan jangka panjang dari COVID-19.
Kedua pengertian itu saling berkaitan, meski hubungannya tidak linier. Maksudnya, kehidupan normal memang akan muncul ketika herd immunity tercapai. Namun, di negara dengan respons kesehatan masyarakat yang kuat, keadaan normal bisa datang bahkan sebelum herd immunity tercipta.
ADVERTISEMENT

3 Skenario Akhir Pandemi Corona

coverstory herd immunity Foto: Indra Fauzi/kumparan
Menurut estimasi McKinsey, setidaknya ada tiga skenario akhir pandemi dari sudut pandang epidemiologi. Pertama skenario optimistis. Di skenario ini, McKinsey memperkirakan puncak pandemi corona akan terjadi di negara maju pada kuartal 1-2 tahun 2021, kurva terus melandai dan semakin kecil hingga 2023.
Skenario tersebut dimungkinkan terjadi dengan syarat distribusi vaksin dilakukan sesegera mungkin kepada publik.

Realistis

Yang kedua yakni skenario realistis. McKinsey mengungkap dalam skenario ini puncak pandemi diprediksi akan terjadi pada kuartal 3-4 2021, dengan syarat, vaksin harus sudah didistribusikan pada kuartal 1 tahun 2021. Hal tersebut bisa menciptakan kondisi di mana kurva pandemi perlahan melandai hingga awal 2023.
“Berdasarkan pembacaan kami tentang keadaan variabel saat ini dan kemungkinan kemajuannya dalam beberapa bulan mendatang, kami memperkirakan bahwa waktu yang paling mungkin bagi Amerika Serikat untuk mencapai herd immunity adalah kuartal ketiga atau keempat tahun 2021,” kata McKinsey dalam laporan mereka.
ADVERTISEMENT
Skenario ini didasari pada kemungkinan disetujuinya satu atau lebih vaksin corona di AS pada akhir 2020 atau awal 2021. Setelah disetujui, vaksin perlu didistribusikan kepada publik dalam proporsi yang mencukupi agar bisa tercipta herd immunity, yang diperkirakan bakal memakan waktu hingga enam bulan.
Untuk mendistribusikan vaksin itu sendiri membutuhkan ketersediaan cepat ratusan juta dosis, rantai pasokan vaksin yang lancar, dan kesediaan masyarakat untuk divaksinasi selama paruh pertama tahun 2021. McKinsey mengklaim bahwa skenario realistis ini “adalah harapan yang wajar” yang didasari pernyataan publik dari produsen vaksin dan hasil survei sentimen konsumen tentang vaksin.

Skenario terburuk

Puncak pandemi baru terjadi pada awal 2022, herd immunity baru tercipta selang beberapa saat setelah puncak pandemi. Skenario terburuk ini bisa terjadi kalau kandidat awal vaksin yang ada saat ini terkendala masalah kemanjuran atau keamanan. Yang paling buruk, McKinsey memperkirakan negara seperti AS masih akan memerangi COVID-19 hingga tahun 2023 dan seterusnya.
Warga menggunakan masker saat beraktivitas untuk menghindari virus corona di Jepang. Foto: AFP/PHILIP FONG
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapan akhir pandemi corona dalam sudut pandang epidemiologi itu tiba. Faktor yang paling utama, kata mereka, terletak pada kapan tibanya dan seberapa manjur vaksin COVID-19, serta bagaimana vaksin itu didistribusikan kepada publik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, McKinsey juga menyebut beberapa faktor lain yang mempengaruhi kapan akhir pandemi corona, mulai dari tingkat kekebalan alami populasi dari paparan COVID-19, potensi imunitas silang dari paparan virus corona lain, potensi kekebalan parsial yang diberikan oleh imunisasi lain, serta perbedaan cara orang berbaur di masing-masing wilayah.

Distribusi vaksin corona, tes, dan pelacakan mesti lancar

Seperti yang diberitakan sebelumnya oleh kumparanSAINS, vaksin bukanlah barang mujarab yang bakal langsung melenyapkan virus corona seketika. Diperlukan komitmen yang kuat untuk mendistribusikan vaksin itu agar dapat secara proporsional menciptakan herd immunity.
Strategi penanganan wabah dan kedisiplinan masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan juga tetap jadi metode yang penting untuk menekan penularan lanjutan.
Menurut McKinsey, ketika beberapa wilayah mencapai herd immunity, COVID-19 kemungkinan besar akan tetap ada dan menjadi penyakit endemik, namun tak menjadi sebuah ancaman karena obat penyakit tersebut sudah ada.
ADVERTISEMENT
“Di tempat-tempat seperti itu, sampai kekebalan kelompok tercapai, COVID-19 dapat dianalogikan dengan campak — bukan ancaman sehari-hari bagi kebanyakan orang, tetapi risiko yang terus-menerus,” kata McKinsey.
“Jika kekebalan menurun — misalnya, jika vaksin penguat tidak diadopsi sepenuhnya — maka COVID-19 dapat menjadi endemik yang lebih luas.”
Namun, terciptanya herd immunity bukan berarti semua intervensi kesehatan masyarakat berakhir. Pengawasan seperti tes dan tracing terhadap kasus COVID-19 tetap diperlukan. Publik juga kemungkinan perlu menjalankan vaksinasi berkala. Kabar baiknya, herd immunity memungkinkan tindakan darurat yang saat ini diterapkan di banyak negara, seperti lockdown atau PSBB, dapat dicabut.

Kapan transisi kenormalan bisa dimulai?

Dari tadi kita membahas soal akhir pandemi dari sudut pandang epidemiologis yang menyoal kapan dan bagaimana herd immunity dapat tercipta di sebuah wilayah. Namun, seperti yang dijelaskan di awal, akhir pandemi juga punya pengertian kedua, yakni transisi aktivitas menuju kenormalan.
ADVERTISEMENT
Menurut estimasi McKinsey, transisi menuju kenormalan bisa dicapai lebih cepat ketimbang herd immunity. Di negara maju seperti AS, misalnya, McKinsey memprediksi kalau transisi kenormalan kemungkinan bisa dimulai pada kuartal pertama atau kedua tahun 2021 dengan memperhatikan sejumlah faktor.
Syaratnya, publik bisa percaya bahwa wabah tak lagi menakutkan, yang dihasilkan melalui menurunnya tingkat kematian. Adapun cara untuk menekan kematian akibat corona adalah dengan pelacakan tes diagnostik yang lebih cepat dan penanganan pasien yang lebih baik, bukan mengakal-akali definisi kematian akibat virus corona seperti yang hangat diperbincangkan publik saat ini.
“Transisi ke normal berikutnya, dalam bentuk apa pun, akan datang secara bertahap ketika orang memiliki keyakinan bahwa mereka dapat melakukan apa yang biasa mereka lakukan tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain,” kata para peneliti McKinsey dalam laporan mereka.
ADVERTISEMENT
“Untuk mendapatkan keyakinan tersebut, diperlukan kelanjutan kemajuan yang dibuat untuk mengurangi kematian dan komplikasi, serta studi ilmiah lebih lanjut tentang konsekuensi kesehatan jangka panjang bagi pasien yang pulih,” sambung mereka.
Saat kepercayaan publik dipulihkan, kehidupan bakal kembali menuju normal. Orang akan kembali memenuhi bar, restoran, teater, dan tempat olahraga hingga kapasitas penuh. Orang juga bisa kembali terbang ke luar negeri, kecuali untuk wilayah dengan risiko tinggi.
McKinsey sendiri mencatat bahwa beberapa negara sudah bisa menerapkan transisi kenormalan ini, dan diharapkan bisa diterapkan di sebagian besar negara pada kuartal pertama atau kedua tahun 2021.
McKinsey pun menawarkan lima rekomendasi agar suatu wilayah bisa segera melakukan transisi ke bentuk kenormalan di tengah pandemi virus corona, yakni:
ADVERTISEMENT
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A