33 Virus Purba Usia 15.000 Tahun Ditemukan, Banyak yang Masih Misterius

23 Juli 2021 8:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Virus baru yang diketahui manusia umumnya berasal dari hasil mutasi virus yang ada sebelumnya. Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa virus baru bisa jadi berasal dari ribuan tahun lalu dan baru kita temukan sekarang.
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti dari Ohio State University di AS mengumumkan penemuan virus purba dari 15.000 tahun silam. Penemuan ini, yang dipublikasi di jurnal Microbiome pada 20 Juli 2021, dapat membantu para ilmuwan untuk memahami bagaimana virus dapat berevolusi.
Untuk menemukan virus kuno tersebut, para peneliti menganalisis inti es yang diambil dari daratan tinggi Tibet di China barat pada 2015. Inti es dikumpulkan dari puncak Guliya, di ketinggian 6,7 km di atas permukaan laut.
"Gletser ini terbentuk secara bertahap, dan bersama dengan debu dan gas, banyak, banyak virus juga tersimpan di es itu," kata Zhi-Ping Zhong, penulis utama studi dan peneliti di Ohio State University Byrd Polar and Climate Research, dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
"Gletser di China barat tidak dipelajari dengan baik, dan tujuan kami adalah menggunakan informasi ini untuk mencerminkan lingkungan masa lalu. Dan virus adalah bagian dari lingkungan itu,” sambungnya.
Para peneliti Ohio State University memproses inti es yang dibor dari Guliya Ice Cap di Dataran Tinggi Tibet pada tahun 2015. Es tersebut menyimpan 33 virus purba yang berusia hampir 15.000 tahun. Foto: Lonnie Thompson/The Ohio State University
Peneliti menjelaskan, inti es mengandung lapisan es yang menumpuk dari tahun ke tahun, menjebak apa pun yang ada di atmosfer di sekitarnya pada saat setiap lapisan membeku. Artinya, lapisan-lapisan es ini menciptakan semacam garis waktu (timeline) yang dapat digunakan para ilmuwan untuk lebih memahami tentang perubahan iklim, mikroba, virus, dan gas sepanjang sejarah.
Setelah dianalisis, para peneliti menemukan bahwa inti es yang jadi objek kajian mereka berusia hampir 15.000 tahun. Mereka juga menemukan kode genetik dari 33 virus berbeda di dalamnya.
Empat dari 33 virus purba yang ditemukan peneliti telah diidentifikasi oleh ilmuwan lain sebelumnya. Namun, 28 virus yang lain adalah virus baru yang keberadaannya tak pernah diketahui manusia.
ADVERTISEMENT
Peneliti mengatakan, virus-virus kuno ini tampaknya selamat pada saat mereka dibekukan bukan karena es, tetapi karena kemampuan virus itu sendiri.
"Ini adalah virus yang akan berkembang biak di lingkungan yang ekstrem," jelas Matthew Sullivan, anggota penulis studi sekaligus profesor mikrobiologi di Ohio State University.
"Virus ini memiliki tanda gen yang membantu mereka menginfeksi sel di lingkungan yang dingin - tanda genetik nyata tentang bagaimana virus mampu bertahan dalam kondisi ekstrem.”
Sullivan menambahkan, mencari kode genetik virus di inti es bukanlah hal yang mudah. Sebab, proses analisis sangat mungkin mengkontaminasi inti es.
Namun, metode baru yang dipakai Zhi-Ping untuk menganalisis kode genetik di inti es, yang diklaim ultra-clean (sangat bersih), dapat mencegah kontaminasi saat analisis.
ADVERTISEMENT
“Metode yang dikembangkan Zhi-Ping untuk dekontaminasi inti dan untuk mempelajari mikroba dan virus dalam es dapat membantu kami mencari urutan genetik ini di lingkungan es ekstrem lainnya - Mars, misalnya, bulan, atau lebih dekat ke rumah di Gurun Atacama Bumi,” tambah Sullivan.

Bagaimana peneliti tahu 28 virus purba tak pernah dikenal sebelumnya?

Peneliti menjelaskan, tak ada virus yang memiliki gen identik. Untuk membandingkan virus belum dikenal dengan virus yang telah dikenal, para ilmuwan membandingkan set genetik 33 virus yang ada di inti es dengan genetik 2.304 virus yang ada di database ilmiah.
Ilustrasi data base virus. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Melalui analisis lingkungan dan kode genetik, para peneliti juga mengetahui bahwa virus purba yang mereka temukan kemungkinan berasal dari tanah atau tanaman, bukan dari hewan atau manusia. Para peneliti mencatat, empat virus di inti lapisan es Guliya sebelumnya telah diidentifikasi dan berasal dari keluarga virus yang biasanya menginfeksi bakteri.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, para peneliti tidak dapat memastikan apakah virus purba ini tetap aktif di inti sel atau, karena jumlahnya banyak sebelum membeku, data genetik mereka masih tersedia di lapisan inti es.
Studi tentang virus di lapisan es sendiri merupakan studi yang relatif baru. Setidaknya, hanya ada dua studi sebelumnya yang telah mengidentifikasi virus di es gletser purba.
Peneliti mengatakan, masih banyak hal yang mereka belum ketahui dari virus kuno yang ditemukan.
"Kami hanya tahu sedikit tentang virus dan mikroba di lingkungan ekstrem ini, dan apa yang sebenarnya ada di sana," ungkap Lonnie Thompson, penulis senior studi sekaligus profesor ilmu bumi di Ohio State University.
"Dokumentasi dan pemahaman tentang itu sangat penting: Bagaimana bakteri dan virus merespons perubahan iklim? Apa yang terjadi ketika kita beralih dari zaman es ke periode hangat seperti sekarang ini?"
ADVERTISEMENT