52 Paus Pilot Terdampar di Madura, Ini 2 Kemungkinan Penyebabnya Menurut LIPI

20 Februari 2021 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menarik paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) yang terdampar di Pantai Modung, Bangkalan, Jawa Timur. Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Warga menarik paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) yang terdampar di Pantai Modung, Bangkalan, Jawa Timur. Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Sekitar 52 ekor paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di Pantai Modung, Bangkalan, Madura, Jumat (19/2). Tiga di antaranya berhasil diselamatkan dan sisanya 49 ekor paus dilaporkan mati.
ADVERTISEMENT
Puluhan paus yang terdampar menjadi tontonan warga. Sejumlah anak terlihat bermain di atas punggung paus tersebut. Sementara beberapa warga lainnya berusaha mengangkat tubuh paus terdampar kembali ke pantai.
Menurut Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sekar Mira, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kenapa puluhan paus pilot bisa terdampar secara bersamaan, salah satunya adalah cuaca ekstrem.
“Untuk faktor keterdamparan sebenarnya perlu kajian lanjut dan banyak kemungkinan, salah satunya mungkin dari cuaca ekstrem. Kebetulan saya lihat di website-nya BMKG ada peringatan cuaca ekstrem yang utamanya gelombang tinggi untuk daerah selatan Jawa di bulan Februari ini,” kata Mira saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (19/2).
Warga menunggangi Paus Pilot Sirip Pendek yang terdampar sambil berfoto di Pantai Modung, Bangkalan, Jawa Timur. Foto: Juni Kriswanto / AFP
Cuaca ekstrem bukan satu-satunya faktor penyebab. Karena, kata Mira, berdasarkan pantauan petugas di lapangan ada indikasi munculnya marak alga karena gelombang ombak saat terjadi terdampar massal berwarna merah.
ADVERTISEMENT
Marak alga sendiri adalah mikroorganisme yang sering muncul di laut dan beracun. Jika terjadi pengayaan di kolam air, maka bisa terjadi blooming alga yang biasanya ditandai dengan warna tidak biasa dan bau menyengat. Ini semua, kata Mira, harus dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab sebenarnya.

Apa yang harus dilakukan ketika paus terdampar massal

Menurut Mira, akan sangat bagus jika masyarakat pesisir telah diberi pelatihan tentang bagaimana cara menangani hewan terdampar. Sebab, ada langkah-langkah teknis yang perlu dipelajari dalam mengevakuasi mamalia laut.
Jika masyarakat tidak mengetahuinya, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi aparat setempat, bisa Kementerian Kelautan atau Kementerian Kehutanan terdekat.
“Hal yang penting untuk diingat juga adalah satwa ini merupakan mamalia laut, jadi bukan ikan. Karena orang biasanya salah ambil tindakan, maksudnya mau nolong tapi dia mengguyurkan air ke lubang hidung (hewan tersebut). Alih-alih menyelamatkan, paus justru akan mati,” papar Mira.
ADVERTISEMENT
“Ada juga yang melakukan selfie di atas badan paus atau menarik ekornya, hal-hal kaya gitu menurut saya itu kurang pas.”
Sejumlah anak bermain di atas punggung Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) di Pantai Modung, Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (19/2). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
Proses evakuasi paus pilot biasanya dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama mengidentifikasi terlebih dahulu paus mana yang mati, sekarat dan paling mungkin diselamatkan. Paus yang masih bisa diselamatkan menjadi yang pertama untuk diberi tindakan penyelamatan.
Sementara yang sekarat akan coba diberi pertolongan. Jika sudah tidak tertolong maka paus sekarat harus segera diatasi.
Paus-paus yang mati bisa diatasi dengan dua cara, yakni dibawa ke tengah lautan dan dilarung atau ditenggelamkan di sana atau dengan cara dibakar. Ketiga metode itu, kata Mira, harus memperhitungkan situasi dan sumber daya yang dimiliki di lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
“Jadi, mana yang paling mudah dilakukan teman-teman di lapangan itu sangat situasional, dan hanya teman-teman di sanalah yang bisa memutuskannya,” ujar Mira.