7 Film Populer yang Tidak Akurat Secara Sains

19 Agustus 2018 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinosaurus di film 'Jurassic Park III'. (Foto: Jurassic Park III)
zoom-in-whitePerbesar
Dinosaurus di film 'Jurassic Park III'. (Foto: Jurassic Park III)
ADVERTISEMENT
Banyak film Hollywood yang memanfaatkan sains sebagai latar belakang kisahnya. Mulai dari menghidupkan kembali dinosaurus dengan teknologi kloning, radiasi yang membuat seseorang memiliki tenaga manusia super, atau sebuah obat yang bisa mengobati wabah penyakit dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Namun apakah sains yang digunakan dalam film-film tersebut sudah akurat?
Memang film-film tersebut memiliki tujuan untuk menghibur saja. Tapi ada kekhawatiran jika tidak dijelaskan dengan tepat, maka masyarakat luas akan menganggap sains yang ada di film itu benar.
Lantas film apa saja yang dianggap kurang tepat dalam menggunakan sains? Berikut tujuh film populer yang meski menggunakan sains tapi tidak begitu akurat dalam menjelaskannya, sebagaimana dikutip dari STAT News.
1. Jurassic Park (1993)
Siapa yang tidak kenal dengan film karya sutradara tersohor Steven Spielberg. Film ini mungkin jadi penyebab banyak orang menyukai dinosaurus.
Di dalam cerita Jurassic Park para peneliti menggunakan suatu cara biologis yang disebut Lysine Contingency untuk mengurung dinosaurus. Dikatakan bahwa semua dinosaurus dalam taman di film itu dimodifikasi genetikanya agar tergantung pada suplemen lysine.
Guess The Movie - 3 (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Guess The Movie - 3 (Foto: Istimewa)
Namun menurut George Church, peneliti dan ahli biologi dari Harvard Medical School, kandungan lysine atau lisina dapat ditemukan di semua makanan yang ada di dunia. Jadi lisina tersebut bukanlah suatu suplemen yang istimewa.
ADVERTISEMENT
Lisina sendiri adalah salah satu jenis asam amino yang dibutuhkan untuk kesehatan namun tidak bisa dibuat oleh tubuh manusia.
2. Outbreak (1995)
Film ini berkisah tentang perjuangan sebuah tim dokter tentara dalam menemukan obat melawan penyebaran virus yang menyebar di California, Amerika Serikat. Dalam film, virus tersebut bisa menyebar ke AS melalui monyet dari Afrika.
Menurut Laurie Garrett, penulis buku “The Coming Plague” dan juga jurnalis pemenang hadiah bergengsi Pulitzer, tidak mungkin tersedia cukup plasma darah pada seekor monyet untuk menciptakan obat melawan virus yang dikatakan sama berbahayanya dengan Ebola.
3. Rampage (2018)
Film ini berkisah tentang tiga hewan berbeda terinfeksi oleh sebuah penyakit berbahaya. Dan ada tim ahli primata serta ahli genetika yang berusaha mencegah hewan tersebut menghancurkan kota Chicago di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan oleh Paul Knoepfler, peneliti sel punca dari University of California, bahwa konsep CRISPR atau teknik pengeditan genetika yang dipakai dalam film ini salah.
Ia mengatakan bahwa CRISPR tidak dapat membuat sebuah hewan langsung mengalami perubahan. CRISPR memang secara hipotesis bisa membuat hewan baru lengkap dengan fitur sayap, misalnya serigala bersayap. Namun para peneliti harus memulai mengembangkan hewan tersebut mulai dari sel embrio.
4. Skyfall (2012)
Dalam filmnya kali ini, James Bond memiliki musuh bernama Raoul Silva yang rahangnya, menurut kisah dalam film, meleleh akibat pil hidrogen sianida.
Menurut Deborah Blum, direktur program Knight Science Journalism MIT, sebenarnya hidrogen sianida lebih dikenal sebagai gas beracun dan asam hidrosianik. Ia menjelaskan bahwa sifat korosif zat tersebut bahkan lebih rendah dibanding jus lemon.
ADVERTISEMENT
Blum juga menambahkan, jika memang zat tersebut sangat korosif, tentu kapsul penyimpannya akan meleleh lebih dahulu.
5. Journey to the Center of the Earth (1959)
Film ini bercerita tentang seorang profesor dan timnya mengikuti jejak seorang penjelajah menuju pusat Bumi. Menurut seorang ahli bernama Michael Burgess, hal ini sangat tidak mungkin sebab dalam kisahnya diceritakan ada laut di dalam Bumi dan juga tim tersebut bisa dengan aman berlayar di atas lava.
6. Contagion (2011)
Film ini bercerita tentang usaha ahli medis serta petugas kesehatan AS untuk menemukan vaksin atau obat dalam melawan wabah penyakit yang melanda dunia.
Menurut Richard Besser, mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sebenarnya sains dalam film ini cukup akurat. Namun ia menambahkan bahwa kecepatan pengembangan, penciptaan, serta penyebaran vaksin dalam film sangat mengejutkan.
ADVERTISEMENT
Besser mengatakan bahwa menciptakan vaksin yang aman dan efektif memerlukan waktu yang lama. Penciptaan vaksin dengan waktu yang sangat cepat dalam film tersebut dikhawatirkan memberikan masyarakat sebuah pemahaman palsu mengenai pengembangan vaksin di dunia nyata.
7. Prometheus (2012)
Dalam film ini ada tim peneliti yang ingin mempelajari asal mula umat manusia dengan menyelidiki sebuah bulan kecil di luar angkasa.
Menurut Danielle Tomasello, peneliti dari Whitehead Institute, film ini memiliki banyak kekurangan. Misalnya ketika ahli biologi langsung ingin memeluk sebuah spesies alien asing.
Ia juga menambahkan bahwa setiap anggota tim peneliti dalam film tampak melakukan hal-hal yang malah membahayakan misi atau anggota tim lainnya.