Ada Asteroid Raksasa Dekati Bumi Jelang Lebaran, Apakah Berbahaya?

19 Mei 2020 2:50 WIB
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Meteor. Foto: pixabay/AlexAntropov86
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Meteor. Foto: pixabay/AlexAntropov86
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan Ramadhan ke-28, sebuah asteroid raksasa bakal melintas dekat Bumi dengan kecepatan relatif 11,68 kilometer per detik. Jika ia melintas terlalu dekat dan masuk atmosfer Bumi, maka bisa membahayakan umat manusia. Lantas, apakah asteroid raksasa ini benar-benar bisa membahayakan?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) NASA, Asteroid 1997 BQ atau 136795 bakal melintas dekat Bumi pada Kamis 21 Mei 2020, pukul 04.44 WIB, dengan jarak 1,6 juta kilometer. Ukuran asteroid berkisar 650 meter hingga 1,5 kilometer dengan magnitudo mutlak +18,0 jika diamati pada jarak 1 SA dari Matahari dan pengamat.
Asteroid 1997 digolongkan ke dalam asteroid Apollo dan Potentially Hazardous Asteroid (PHA) dengan kelas spektral S (siliceous). Asteroid Apollo adalah asteroid yang memiliki sumbu setengah panjang lebih besar dibandingkan dengan orbit Bumi. Sedangkan kelas spektral S merupakan asteroid yang kandungan kimianya didominasi oleh silika berbatu.
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), orbit asteroid 1997 BQ memiliki jarak perpotongan orbit minimum (minimum orbit intersection distance, MOID) sebesar 0,035826 SA atau 5,36 kilometer terhadap orbit Bumi.
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
Lantaran nilai MOID lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer, dan juga magnitudo absolutnya lebih kecil dari +22, maka objek ini dapat dikategorikan sebagai objek berpotensi bahaya (Potentially Hazardous Object, PHO).
ADVERTISEMENT
Meski dikategorikan PHO, Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN, menegaskan bahwa asteroid 1997 BQ tidak akan membahayakan umat manusia karena jarak antara asteroid dengan Bumi terpaut cukup jauh, lebih jauh dari Bulan.
“Asteroid ini tidak akan berbahaya karena jaraknya lebih jauh dari Bulan. Kategori PHO itu definisi teknis potensi berbahaya dengan memperhitungkan faktor kesalahan, yang belum tentu sama dengan definisi praktis,” kata Thomas, saat dihubungi kumparan, Senin (18/5).
Thomas mengatakan, fenomena asteroid mendekati Bumi memang lazim terjadi. Di bulan-bulan sebelumnya, beberapa asteroid juga diketahui sempat melintas dekat Bumi. Kendati memang tidak semua asteroid berpotensi berbahaya seperti asteroid Apollo.
Asteroid raksasa 1998 OR2. Foto: Dr. Gianluca Masi/Virtual Telescope Project
Adapun asteroid Apollo bisa menjadi ancaman bagi umat manusia apabila berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi. Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA juga mengatakan bahwa tarikan gravitasi planet dapat mengubah lintasan orbit asteroid.
ADVERTISEMENT
Baik asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid terdahulu diyakini telah menabrak Bumi di masa silam, yang berperan penting dalam evolusi planet Bumi hingga seperti saat ini.
Sementara menurut Planetary Defense Coordination Office NASA, jatuhnya asteroid adalah proses alami yang terjadi terus menerus. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, sensor radar Amerika Serikat telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bola api.
Salah satu asteroid Apollo yang pernah memasuki atmosfer Bumi di masa modern adalah peristiwa Meteor Chelyabinsk yang meledak di langit kota Chelyabinsk, Rusia, pada 15 Februari 2013 silam dengan ukuran 17 meter. Gelombang kejut yang dihasilkan berhasil melukai sedikitnya 1.200 orang, dan merusak 3.600 jendela apartemen. Menurut para ahli, kejadian meteor seperti ini bisa terjadi satu hingga dua kali dalam 100 tahun.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.