Akhirnya Terungkap, Penyebab Gunung Es di Antartika Berwarna Hijau

12 Maret 2019 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung es berwarna hijau di Antartika Foto: AGU/Journal of Geophysical Research: Oceans/Kipfstuhl et al 1992
zoom-in-whitePerbesar
Gunung es berwarna hijau di Antartika Foto: AGU/Journal of Geophysical Research: Oceans/Kipfstuhl et al 1992
ADVERTISEMENT
Di Antartika tidak hanya terdapat gunung es berwarna putih ataupun biru. Di sana ternyata ada juga gunung es berwarna hijau zamrud yang telah menarik perhatian para ilmuwan selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini sejatinya telah dilaporkan oleh para pelaut dan penjelajah dunia sejak tahun 1900. Dalam laporannya, gunung-gunung es itu berwarna laiknya batu giok, mengambang di sekitar daratan Antartika.
Selama beberapa dekade, ilmuwan dibuat bingung dengan fenomena gunung es tersebut. Awalnya, mereka berpikir bahwa warna hijau itu berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah lama mati dan ikut membeku bersama es, dan entah bagaimana semuanya berubah menjadi warna hijau.
Namun, hipotesis itu ternyata sedikit keliru. Sebab, akhirnya para peneliti memiliki penjelasan ilmiah atas fenomena aneh tersebut.
Gunung es di dekat Stasiun Davis, Antartika, menggabungkan es glasial (putih) dan es laut (biru) Foto: Stephen Warren/AGU Jurnal Penelitian Geofisika: Oceans
Dalam makalah hasil sebuah studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research: Oceans, para ahli glasiologi menyimpulkan bahwa gunung es ini berubah menjadi hijau karena mengandung oksida besi yang dibawa dari daratan Antartika.
ADVERTISEMENT
Gunung es hijau tersebut memiliki peran penting dalam memberikan nutrisi untuk mendukung kehidupan yang ada di laut.
“Ini seperti membawa paket ke kantor pos. Gunung es dapat mengirimkan zat besinya ke laut, kemudian meleleh dan mengirimkannya ke fitoplankton yang dapat menggunakannya sebagai nutrisi,” ujar Stephen Warren, ahli glasiologi dari Washington University sekaligus penulis utama dalam studi ini, sebagaimana dilansir ScienceAlert.
Warren sendiri telah mempelajari fenomena ini selama 30 tahun. Dia pertama kali mengambil sampel dari salah satu bongkahan es hijau pada tahun 1988 di Antartika Timur.
Gunung Es di Newfoundland Foto: REUTERS/Greg Locke
Pada tahun 2016, Warren akhirnya mendapatkan petunjuk besar usai tim ahli kelautan yang dipimpin oleh Laura Herraiz-Borreguero dari University of Copenhagen meneliti sampel hasil bor di gunung es Amery di Antartika Timur.
ADVERTISEMENT
Di bagian paling bawah sampel es yang diambil dari pada tahun 1968 itu, tim tersebut menemukan es laut dengan kandungan zat besi hampir 500 kali lebih banyak daripada es gletser di atasnya.
Warren kemudian berpikir bahwa es hijau itu bukan berasal dari gletser, melainkan terbentuk dari air laut yang membeku di bawah es.
Zat besi ini berasal dari bebatuan di bawah lapisan es yang digiling menjadi bubuk halus saat gletser bergerak di atasnya. Kemudian partikel besi yang terperangkap di bawah lapisan es tercampur dengan es laut.