Akibat Stroke, Warna Urine Seorang Wanita Berubah Jadi Ungu

1 November 2019 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tabung urine di laboratorium. Foto: Edusoft via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tabung urine di laboratorium. Foto: Edusoft via Pixabay
ADVERTISEMENT
Kondisi langka menimpa seorang wanita di Prancis. Air seninya tiba-tiba berubah menjadi ungu setelah dirinya terserang stroke dan dirawat di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah studi kasus yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine, Léo Plaçais dan Christian Denier dari Hôpital de Bicêtre di Paris, Prancis, menjelaskan seorang wanita berusia 70 tahun dirawat di rumah sakit usai mengalami stroke akut.
Si wanita didiagnosis menderita afasia dan hemiplegia, yakni kondisi di mana kerusakan otak telah menyebabkan seseorang kesulitan untuk berucap dan ia akan menggerakkan sisi kiri tubuhnya secara berulang.
Sepuluh hari dilakukan perawatan, dokter mengungkapkan bahwa urine pasien mulai berubah menjadi ungu. Tim kemudian melakukan tes pada urinenya tersebut, dan menemukan bahwa tingkat pH-nya mencapai delapan. Ini lebih tinggi ketimbang rata-rata pH urine manusia normal, yaitu di kisaran enam. Logikanya, semakin rendah pH, maka semakin asam larutannya. Semakin tinggi pH, maka larutan akan semakin basa.
ADVERTISEMENT
Tes lebih lanjut menunjukkan adanya Klebsiella pneumoniae, yakni bakteri usus yang dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan, termasuk pneumonia dan meningitis.
“Perubahan warna ungu dianggap sebagai akibat dari reaksi kimia yang difasilitasi oleh bakteri tertentu di sekitar alkali,” papar para peneliti, seperti dikutip dari Newsweek.
Tes urine karyawan Pelabuhan Tanjung Priok Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Diperkirakan bahwa tryptophan atau asam amino yang dicerna di dalam tubuh telah diubah menjadi indol, senyawa organik, di usus. Kemudian diproses oleh hati, di mana ia membentuk indoxyl sulfate.
"Ketika diekskresikan dalam urin, indoxyl sulfate dapat dipecah oleh enzim bakteri untuk membentuk indigo dan indirubin, yang masing-masing berwarna biru dan merah. Ketika warna itu bercampur maka akan menciptakan warna ungu," tulis para dokter.
Menurut dokter, beberapa bakteri lain juga diketahui menyebabkan reaksi yang sama. Namun, karena wanita tersebut tidak memiliki gejala atau tanda-tanda yang menunjukkan telah terjadi infeksi dari bakteri, maka dia tidak diobati dengan antibiotik. Urine dan pH si wanita juga diketahui kembali normal dengan sendirinya setelah empat hari dilakukan perawatan intensif.
ADVERTISEMENT
Kasus sindrom urine berwarna ungu relatif jarang. Adapun kasus yang sama pernah terjadi di India, menimpa seorang pria berusia 70 tahun. Dalam BMJ Case Report dijelaskan, urine pria paruh baya itu berubah menjadi ungu, dan hasil tes menunjukkan terdapat bakteri Escherichia coli. Ia kemudian dirawat dengan antibiotik.