news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Alasan Kenapa Cemburu Bisa Picu Orang Lakukan Kekerasan

13 Agustus 2019 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eki Yunianto (kanan), pelaku penembakan dengan senapan angin di Jakarta Timur. Foto: Dok.Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Eki Yunianto (kanan), pelaku penembakan dengan senapan angin di Jakarta Timur. Foto: Dok.Istimewa
ADVERTISEMENT
Eki Yunianto menjadi gelap mata akibat dibakar api cemburu. Pria 27 tahun itu nekat menganiaya mantan kekasihnya, Widya Lestari, dan pacar baru Widya, Ramli Abdul Muis.
ADVERTISEMENT
Eki melukai keduanya menggunakan senapan angin yang mengakibatkan Widya dan Ramli harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Akibat aksi kriminalnya tersebut, Eki kini harus berurusan dengan pihak berwajib.
Dari kacamata psikologi, cemburu merupakan bentuk emosi yang memang patut diwaspadai. David M. Buss, profesor ilmu psikologi di University of Texas, mengatakan bahwa dalam seabad terakhir perasaan cemburu menjadi pemicu utama kasus pembunuhan pada pasangan di seluruh dunia.
Menurut Buss, rasa cemburu bisa berbahaya bagi masing-masing pihak dalam sebuah hubungan. Seseorang yang merasa cemburu akan selalu merasa curiga pada pasangannya. Parahnya lagi, kata Buss, mereka akan mudah melakukan kekerasan terhadap pasangannya.
Pasangan dari orang yang merasa cemburu juga akan mengalami kesusahan. Privasi mereka bisa hilang, aktivitasnya selalu dicurigai, dan temannya bisa berkurang, papar Buss.
Widya Lestari, korban penembakan dengan senapan angin di Jakarta Timur. Foto: Dok.Istimewa
Buss menjelaskan orang-orang yang merasa cemburu juga mengalami tekanan psikis. Mereka mudah merasa cemas dan stres. Kecemburuan juga menyebabkan emosi yang tidak terkendali sehingga seseorang dengan mudah melampiaskan amarahnya. Yang paling ekstrem, kecemburuan juga bisa mendorong seseorang untuk menghabisi nyawanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut Buss, kita patut memahami bahwa cemburu bukan sekadar konsekuensi dari kisah asmara seseorang yang tidak berjalan mulus. Lebih dari itu, cemburu bisa jadi tanda dari ketidakdewasaan seseorang atau kondisi mental mereka yang tidak stabil.
Buss pernah melakukan penelitian di tiga negara, Amerika Serikat, Belanda, dan Korea Selatan. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penyebab rasa cemburu pada pria dan wanita dalam urusan percintaan ternyata berbeda.
Pria biasanya akan merasa cemburu pada laki-laki yang menjadi saingannya jika laki-laki tersebut memiliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dirinya. Sementara wanita akan cemburu jika melihat saingannya lebih muda dan lebih menarik secara fisik.
Ilustrasi cemburu kepada pasangan. Foto: Shutter Stock
Saat seseorang merasa cemburu, ada bagian di otak mereka, tepatnya di posterior temporal sulcus yang mendapat rangsangan. Rangsangan inilah yang memicu seseorang bisa bertindak di luar akal sehat mereka hingga berani melanggar norma-norma sosial yang ada.
ADVERTISEMENT
Akibat rangsangan itu pula, hanya dengan membayangkan pasangannya tengah berada di pelukan orang lain, seseorang akan merasa sangat menderita. Jantung mereka mendadak berdegup kencang, keringat mereka mengucur deras, hingga otot-otot mereka pun terasa tegang.
Buss menekankan, pada dasarnya rasa cemburu bisa berubah menjadi hal yang positif, yakni sebagai wujud perhatian seseorang terhadap pasangan mereka. Cemburu juga merupakan tanda seberapa besar pasangan mencintaimu. Ketika seseorang merasa cemburu pada pasangannya, itu menunjukkan bahwa ia serius menjalani komitmen denganmu.
Bagi para pasangan di luar sana, tak selamanya perasaan cemburu bisa berujung pada petaka. Dalam hubungan asmara, perasaan seperti itu harus tetap dipelihara. Asal tidak cemburu buta seperti kasus Eki yang nekat menembak sang mantan kekasih dan pacar baru sang mantan.
ADVERTISEMENT