Alumni UI: Kebijakan Tegas Pemerintah dan Warga Disiplin Jadi Kunci Cegah Corona

1 April 2020 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3).
 Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan dari Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia telah melakukan serangkaian penelitian menggunakan model matematika SITU untuk memprediksi kapan puncak dan akhir pandemi virus corona di Indonesia terjadi.
ADVERTISEMENT
Hasil riset yang dilakukan oleh Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan Hamonangan, dan Imanuel M. Rustijono menunjukkan, bahwa jumlah orang yang terinfeksi lebih banyak daripada orang yang terkonfirmasi positif.
Berdasarkan data yang didapat, pandemi COVID-19 di Indonesia diprediksi akan mencapai puncaknya pada 16 April 2020 dengan kasus mencapai 546 positif baru per hari, dan diperkirakan akan berakhir pada Mei hingga awal Juni 2020. Sedangkan kasus unreported (individu terinfeksi SARS-CoV-2 dengan gejala namun tidak melaporkan karena gejala yang muncul tidak berat atau ringan) mencapai lebih dari 3.000 orang per hari.
Kendati begitu, peneliti bilang jumlah kasus virus corona bisa ditekan seminimal mungkin, jika physical distancing dijalankan secara serius dan disiplin serta ada kebijakan tegas dari pemerintah untuk mengurangi interaksi antarmanusia. Mereka kemudian membuat 3 skenario menggunakan model SITU untuk melihat dampak dari physical distancing dan kebijakan pemerintah pada penurunan jumlah kasus.
Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali. Foto: Antara/Fikri Yusuf
Skenario dibuat dengan simulasi 1 orang positif COVID-19 bisa menularkan virus pada 2 hingga 3 individu, dan jumlah penduduk yang terinfeksi mencapai ribuan orang. Skenario ini diambil berdasarkan data tren kasus virus corona di Indonesia yang telah didapat sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pada skenario pertama, peneliti menghitung kemungkinan yang terjadi jika per 1 April 2020 pemerintah belum menerapkan kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia, di mana aktivitas masih berjalan seperti biasa.
Gambar grafik skenario 1. Foto: dok Ikatan Alumni Departemen Matematika Univestias Indonesia
Hasilnya, puncak pandemi diprediksi terjadi pada 4 Juni 2020, dengan jumlah kasus tertinggi mencapai 11.318 kasus baru per hari, dan akumulasi kasus positif mencapai ratusan ribu kasus. Pandemi diprediksi mereda pada akhir Agustus hingga awal September 2020.
Skenario kedua, per 1 April 2020, kebijakan sudah ada namun kurang tegas dan kurang strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia, masyarakat tidak disiplin dalam mengimplementasikan physical distancing.
Gambar grafik skenario 2. Foto: dok Ikatan Alumni Departemen Matematika Univestias Indonesia
Hasilnya, puncak pandemi diperkirakan terjadi pada 2 Mei 2020 dengan jumlah kasus maksimal 1.490 kasus baru per hari dan akumulasi kasus positif mencapai 60.000 kasus.
ADVERTISEMENT
Pandemi mereda pada akhir Juni hingga awal Juli 2020. Skenario kedua ini adalah yang paling mungkin terjadi jika kondisi saat ini dilanjutkan, yang kebijakan dibuat pemerintah kurang tegas dan masyarakat tidak disiplin.
Sedangkan skenario ketiga, per 1 April 2020, pemerintah telah menerapkan kebijakan yang tegas dan strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia, dan masyarakat disiplin mengimplementasikan physical distancing.
Gambar grafik skenario 3. Foto: dok Ikatan Alumni Departemen Matematika Univestias Indonesia
Maka, puncak pandemi diprediksi akan terjadi 16 April 2020 dengan jumlah kasus tertinggi per hari mencapai 546 kasus baru, dan akumulasi kasus positif mencapai 17.000 kasus. Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Mei hingga awal Juni 2020.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat akan sangat berpengaruh dalam menentukan skenario mana yang paling mungkin terjadi. Inilah mengapa implementasi physical distancing harus dilakukan dengan lebih serius lagi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sebaiknya penduduk di zona merah tidak mudik untuk meminimalisir risiko penularan besar-besaran ke daerah lain yang belum terjangkit. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam akumulasi kasus positif COVID-19 dan mencegah terjadinya skenario 1 dan 2 terjadi.
Ketika pemerintah dan masyarakat menerapkan skenario ketiga, maka mengacu pada hasil simulasi model SIRU, kasus positif COVID-19 berpotensi mencapai 17.000 kasus dan pandemi mereda pada akhir Mei hingga awal Juni 2020.
“Model ini masih sangat dinamis mengingat skenario yang terjadi akan sangat bergantung pada kebijakan yang dibuat pemerintah dan keseriusan masyarakat dalam menjalankan kebijakan yang berlaku,” tulis peneliti.
“Bisa saja akumulasi kasus kurang dari 17.000 jika dilakukan kebijakan yang lebih ketat dan strategis, dibantu dengan masyarakat yang disiplin. Namun, jumlah kasus berpotensi lebih tinggi jika kebijakan yang diambil kurang tepat dan masyarakat tidak disiplin.”
ADVERTISEMENT
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!