Aneh dan Langka, Bayi Ini Lahir dengan Janin Kembaran di dalam Perutnya

1 Agustus 2021 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi janin. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi janin. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebuah fenomena aneh langka terjadi di Israel. Seorang bayi yang baru lahir terdeteksi mengandung janin lain di dalam perutnya.
ADVERTISEMENT
Menurut The Times of Israel, dokter pertama kali menyadari kemungkinan adanya masalah ketika USG akhir kehamilan dilakukan pada ibu bayi dan melihat bahwa perut bayi membesar. Setelah si bayi lahir, dokter lantas melakukan sejumlah tes, termasuk ultrasonik dan rontgen,
Hasilnya, tim dokter menemukan janin lain yang berkembang di dalam perut bayi. Fenomena ini dikenal dengan “janin dalam janin” atau fetus in fetus.
Secara harfiah, istilah “janin dalam janin” umumnya didefinisikan sebagai suatu kondisi abnormal di kembaran yang sehat. Menurut laporan yang terbit dalam jurnal Surgical Technique and Case Report pada 2010, kondisi ini sangat langka, terjadi sekitar 1 dari 500.000 kelahiran.
ilustrasi janin tampak pada hasil USG Foto: Shutterstock
Belum jelas apa yang menyebabkan kejadian ini dapat terjadi, tetapi menurut para ilmuwan dari Universitas Negeri Arizona Amerika Serikat (AS), janin ini adalah jenis langka dari “kembar parasit”. Ia terbentuk selama kehamilan kembar identik, di mana salah satu janin akan menyerap janin lainnya di awal kehamilan.
ADVERTISEMENT
"Itu terjadi sebagai bagian dari proses perkembangan janin ketika ada rongga yang menutup selama perkembangan dan salah satu embrio memasuki ruang seperti itu," kata Dr. Omer Globus, Direktur Neonatologi di Pusat Medis Assuta di Ashdod, Israel, tempat bayi itu lahir. "Janin di dalam berkembang sebagian tetapi tidak hidup dan tetap di sana."
Teori lain yang muncul adalah janin dalam janin ini sejenis teratoma-tumor yang terdiri dari jaringan, misalnya rambut, otot, dan tulang. Ia ditemukan pada embrio manusia tahap awal.
Beberapa peneliti mengatakan bahwa adanya tulang belakang membedakan diagnosis janin dalam janin dari teratoma, dengan yang terakhir tidak memiliki tulang belakang, menurut makalah 2010.
Setelah dilakukan operasi pengangkatan janin di dalam perut, kondisi terakhir si bayi dilaporkan sudah pulih dan diperbolehkan pulang bersama ibunya.
ADVERTISEMENT