Aneh, Ular Piton Usia 62 Tahun Ini Bertelur Tanpa Kawin dengan Jantan

14 September 2020 8:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ular sanca bola di St Louise berusia 62 tahun menghasilkan tujuh telur.  Foto: AP/Chawna Schuette
zoom-in-whitePerbesar
Ular sanca bola di St Louise berusia 62 tahun menghasilkan tujuh telur. Foto: AP/Chawna Schuette
ADVERTISEMENT
Peristiwa aneh terjadi di Kebun Binatang Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat, setelah seekor ular piton menghasilkan telur sebanyak tujuh butir tanpa kawin dengan ular jantan.
ADVERTISEMENT
Menurut pengelola kebun binatang, selama kurang lebih 15 tahun terakhir, sanca bola betina berusia 62 tahun itu tidak pernah bertemu dengan si jantan. Artinya, ia bertelur tanpa kawin terlebih dahulu. Ini membuat penjaga dan pada ilmuwan bingung, apalagi hewan tersebut menghasilkan telur di usianya yang tak muda lagi.
Mark Wanner, ahli binatang melata di Kebun Binatang Saint Louis mengatakan, beberapa reptil memang bisa bereproduksi secara aseksual atau tanpa perkawinan antara betina dan jantan.
Ular betina juga punya kemampuan menyimpan sperma untuk menunda pembuahan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Kendati begitu, perilaku aseksual pada sanca sangat jarang terjadi.
Ilustrasi ular sanca. Foto: pixabay/sandid
Wanner menganggap apa yang dialami sanca tua itu merupakan kejadian unik karena mereka biasanya berhenti bertelur sebelum umur 60 tahun. “Sungguh menakjubkan ketika ular di usia ini memproduksi telur yang baik,” katanya seperti dikutip BBC.
ADVERTISEMENT
Ular sanca bola sendiri pertama kali menempati Kebun Binatang Saint Louis pada 1961. Diberi oleh seorang pelestari hewan ketika umur sanca berusia 3 tahun. Saat ini, usianya sudah 62 tahun dan diyakini sebagai sanca bola tertua di dunia yang masih hidup. Sebelumnya, titel sanca tertua dipegang oleh ular jantan berusia 47 tahun di Kebun Binatang Philadelphia yang kini telah tiada.
Adapun tiga telur sanca bola di Kebun Binatang Saint Louis telah disimpan di inkubator dan dua telur lain diambil untuk diteliti sampel genetiknya. Sementara dua telur lainnya rusak dan tidak bisa berkembang. Sampel diambil untuk menentukan apakah telur diproduksi secara seksual atau aseksual yang disebut partenogenesis fakultatif.
Telur-telur itu diletakan di inkubator pada 23 Juli 2020, dan diperkirakan menetas dalam waktu sekitar satu bulan. “Dia pasti akan menjadi ular tertua yang kita tahu dalam sejarah, terlebih dia juga telah menghasilkan telur,” kata Wanner.
ADVERTISEMENT