Angin Kencang Terjang Sejumlah Wilayah Pulau Jawa, Ini Penjelasannya

21 Oktober 2019 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto angin kencang di Kota Batu, Minggu (20/10). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto angin kencang di Kota Batu, Minggu (20/10). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Angin kencang menerjang sejumlah wilayah di pulau Jawa pada Sabtu malam (19/10) hingga Minggu sore (20/10). Akibat kejadian itu, sedikitnya puluhan pohon dilaporkan tumbang, ratusan rumah rusak, ribuan orang mengungsi, sejumlah orang luka-luka dan mengalami gangguan saluran pernafasan, hingga satu orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa daerah yang terdampak angin kencang tersebut, antara lain Desa Batumirah dan Sigedong di Kecamatan Bumijawa, Tegal, dan Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun BPBD Kota Batu, hingga Senin siang (21/10), ada sekitar 1.182 warga sumber Brantas, Kota Batu, yang mengungsi. Dari jumlah pengungsi itu, 25 di antaranya dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata dan RSU Karsa Husada Brata. Sedangkan untuk korban meninggal, tercatat ada satu orang atas nama Sodiq, warga Gunung Sari, Kota Batu.
Situasi pengungsian yang menampung warga Sumber Brantas, Senin (21/10). Foto: Rezza d'oa lathanza/tugumalang.id
Sementara itu, ratusan rumah di dua desa di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, dilaporkan rusak. Bahkan satu rumah warga dikabarkan ambruk. Angin kencang juga menyebabkan ratusan warga memilih berlindung di dalam masjid dan tempat-tempat lain yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
“Kejadian jam 11, terus jam 1 anginnya reda. Jam 3 pagi anginnya datang lagi, kencang. Jadi kami cari tempat yang aman,” kata Munir warga Desa Batumirah, kepada Panturapost.
Penjelasan BNPB dan BMKG
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, fenomena angin kencang yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, merupakan tanda-tanda peralihan musim, dari musim kemarau menuju musim penghujan, atau dikenal sebagai masa pancaroba.
"Ciri-ciri angin kencang pada masa pancaroba umumnya bergerak dengan kecepatan maksimal hingga 45 kilometer per jam atau lebih, dengan sifat hempasan bergerak secara horizontal dengan durasi panjang dan bisa menimbulkan dampak kerusakan. Dan musim pancaroba ini bisa berlangsung hingga lebih dari sepekan," kata Agus, dilansir Antara, Senin (21/10).
ADVERTISEMENT
Masa peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan ditandai dengan beberapa gejala alam yang disebut pancaroba seperti berubahnya suhu dan cuaca secara drastis, munculnya mendung tebal disertai petir, gelombang pasang air laut, angin kencang hingga angin puting beliung.
Musim penghujan sendiri dapat menjadi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir dengan ditambah beberapa faktor seperti lingkungan yang tidak terawat dengan baik, alih fungsi hutan pegunungan, dan budaya membuang sampah sembarangan.
Oleh sebab itu, BNPB mengimbau agar masyarakat mulai melakukan persiapan dini dalam menghadapi peralihan musim tersebut melalui upaya-upaya pencegahan seperti memangkas daun dan ranting terutama untuk pohon-pohon yang besar, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan saluran air hingga sungai, selalu membawa payung atau jas hujan selama beraktivitas di luar ruangan, dan selalu memperbarui informasi perkiraan cuaca yang bersumber dari pihak berwenang.
Awan mendung musim pancaroba Foto: Fajrin Raharjo/ANTARA
Sedangkan untuk upaya jangka panjang, masyarakat bisa melakukan penanaman pohon yang dapat mencegah terjadinya longsor sekaligus mengikat air tanah sebagai cadangan saat kemarau panjang tiba. Adapun beberapa jenis pohon tersebut di antaranya, beringin karet, matoa, jabon putih, sukun, mahoni dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Menyinggung angin kencang yang melanda Kota Batu, Agus mengatakan bahwa mereka telah menerjunkan Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Batu untuk melakukan kajian dan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur, TNI/Polri, dan para relawan guna mengevakuasi warga terdampak ke pos pengungsian yang telah didirikan.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan adanya tanda-tanda angin kencang yang sudah terjadi pada awal Oktober ini, maka diperkirakan periode tersebut tidak berlangsung lama seiring dengan pergantian cuaca ekstrem lainnya.