Arkeolog Temukan Botol Bayi Prasejarah di Makam Era Neolitikum

29 September 2019 10:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Botol bayi prasejarah. Foto: Helena Seidl da Fonseca
zoom-in-whitePerbesar
Botol bayi prasejarah. Foto: Helena Seidl da Fonseca
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan menemukan botol-botol bayi prasejarah di sebuah kompleks pemakaman anak-anak yang meninggal ribuan tahun lalu. Beberapa botol yang ditemukan sengaja dibentuk menyerupai hewan mitos dan berisi jejak susu hewan yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Penemuan botol-botol bayi prasejarah ini telah menjelaskan bagaimana kehidupan para orang tua prasejarah dan anak-anak mereka, serta menjelaskan ledakan populasi yang terjadi selama era Neolitikum.
Sekitar 7.000 tahun yang lalu, manusia mulai beralih dari gaya hidup berburu dan nomaden ke pemukiman dan bertani. Pada saat itu, mereka mulai bercocok tanam dan memelihara hewan. Transisi ini merupakan momen awal perubahan dalam peradaban manusia, membuka jalan bagi masyarakat modern.
Dalam riset yang hasilnya telah dipublikasikan di jurnal Nature ini, tim peneliti menganalisis botol-botol yang ditemukan di pemakaman anak-anak yang terkubur di sebuah tempat yang sekarang menjadi wilayah Jerman. Pemakaman itu sendiri berasal dari Zaman Besi dan Perunggu, dengan satu pemakaman dibuat antara tahun 800 hingga 450 Sebelum Masehi (SM), dan yang lainnya dibuat antara tahun 1200 dan 800 SM. Adapun anak-anak yang dikubur di dalam pemakaman itu berusia sekitar 0 hingga 6 tahun.
Ilustrasi kendi Zaman Perunggu dari Vosendorf, Austria, yang diduga dipakai sebagai botol bayi. Foto: Enver-Hirsch/Wien Museum
Botol yang dipelajari pertama kali ditemukan antara 20 dan 30 tahun yang lalu, ketika situs-situs kuburan itu pertama kali digali. Namun para peneliti baru sekarang mempelajari dan mencari tahu apakah benda ini digunakan oleh bayi, dan apa yang ada di dalam botol tersebut.
ADVERTISEMENT
“Untuk memastikan bahwa itu adalah botol bayi, kami cukup sulit untuk mencari dan menemukan wadah tersebut di kuburan anak-anak. Dalam arkeologi, konteks adalah segalanya, dan kehadiran mereka di kuburan anak menegaskan bahwa itu adalah botol bayi,” ujar Julie Dunne dari Bristol University di Inggris, selaku penulis utama laporan hasil studi ini, kepada Newsweek.
Analisis residu pada botol yang ditemukan menunjukkan bahwa botol itu mengandung jejak susu. Dua berasal dari hewan ruminansia, seperti sapi atau domba, sedangkan susu lainnya berasal dari hewan non-ruminansia, mungkin babi atau manusia. Ini memberikan bukti bahwa orang-orang Neolitik telah melengkapi makanan anak-anak mereka dengan susu dari hewan.
“Salah satu wadah yang dipelajari berbentuk seperti binatang mitos. Mereka semua tampak sangat berbeda. Yang zoomorphic, mungkin ini dimaksudkan untuk mewakili hewan mitos yang tidak umum. Saya juga berpikir bahwa ini menunjukkan kepada kita, tentang cinta dan perhatian orang-orang prasejarah kepada bayi-bayi mereka,” ujar Dunne.
Botol bayi prasejarah. Foto: Helena Seidl da Fonseca
Menurutnya, penemuan susu yang digunakan sebagai suplemen untuk anak-anak ini mungkin telah memainkan peran penting dalam ledakan bayi pada era Neolitikum.
ADVERTISEMENT
"Meluasnya penggunaan susu hewan untuk memberi makan bayi atau sebagai makanan tambahan menyapih menyebabkan peningkatan gizi dan berkontribusi pada peningkatan angka kelahiran, dengan interval antarkelahiran yang lebih pendek, yang menghasilkan pertumbuhan populasi manusia yang signifikan dan pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan dan kebangkitan urbanisasi di perkotaan yang kita lihat sekarang," jelas Dunne.
“Mengenai mengapa botol-botol itu ditinggalkan di kuburan anak-anak, saya cenderung berpikir bahwa benda itu adalah milik bayi yang dimakamkan. Mungkin mereka ingin anak-anak mereka membawanya bersama. Kita tidak tahu kepercayaan agama atau pandangan dunia mereka, tetapi mungkin mereka percaya pada akhirat."