Arkeolog Temukan Bukti Gempa di Kota Daud yang Diceritakan di Alkitab Ibrani

11 Agustus 2021 9:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagian dari area Yerusalem yang sedang digali. Temuan mereka mengungkapkan bahwa daerah tersebut kemungkinan dilanda gempa 2.800 tahun lalu. Foto: Israel Antiquities Authority
zoom-in-whitePerbesar
Bagian dari area Yerusalem yang sedang digali. Temuan mereka mengungkapkan bahwa daerah tersebut kemungkinan dilanda gempa 2.800 tahun lalu. Foto: Israel Antiquities Authority
ADVERTISEMENT
Para arkeolog berhasil menemukan bukti gempa bumi dahsyat yang melanda kota Daud di Yerusalem sekitar 2.800 tahun lalu, di mana peristiwa besar itu diceritakan dalam Alkitab Ibrani.
ADVERTISEMENT
Selama penggalian yang dilakukan oleh tim arkeologi dari Otoritas Barang Antik Israel, mereka menemukan lapisan kehancuran yang berasal dari waktu kejadian di Taman Nasional Kota David. Di dalam lapisan itu terdapat artefak-artefak yang hancur, termasuk mangkuk, lampu, peralatan memasak, rak penyimpanan dan toples.
Peneliti menduga, artefak itu hancur karena dinding roboh akibat gempa karena mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda bekas kebakaran. Dengan begitu, kecil kemungkinan kota itu hancur akibat diserang oleh pasukan lawan.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa situs lain di wilayah tersebut mengalami kerusakan serupa sekitar 2.800 tahun lalu. Mereka menyebut, tanda-tanda kehancuran dari beberapa situs di Levant selatan bisa menjadi bukti bahwa gempa yang diceritakan di alkitab memang terjadi.
Gempa yang mengguncang 2.800 tahun lalu diduga cukup kuat sehingga diceritakan dalam Alkitabiah. Foto: Israel Antiquities Authority
Kitab Amos dan Zakharia keduanya menyebutkan gempa bumi yang terjadi sekitar 2.800 tahun lalu, ketika Yerusalem menjadi ibu kota kerajaan Yehuda dan diperintah oleh raja Uzia. “Kamu akan melarikan diri seperti kamu melarikan diri dari gempa bumi pada zaman Uzia raja Yehuda,” bunyi kitab Zakharia 14:5.
ADVERTISEMENT
“Tampaknya Yerusalem bukan pusat gempa, tapi wilayah itu terpengaruh secara signifikan,” kata Joe Uziel, seorang arkeolog di Otoritas Barang Antik Israel yang juga merupakan pemimpin penelitian sebagaimana dikutip Live Science.
Dugaan Yerusalem bukan sebagai pusat gempa didasarkan pada kerusakan yang terjadi di wilayah tersebut dan situs lain di dekatnya. Uziel bilang, penggalian menunjukkan bahwa setelah gempa menghancurkan kota, penduduk setempat membangun lagi bangunan dan tembok yang hancur.
Tembikar kemungkinan hancur ketika sebuah bangunan di atasnya jatuh akibat gempa 2.800 tahun lalu. Foto: Israel Antiquities Authority
Kendati begitu, Israel Finkelstein, seorang profesor emeritus of archaeology di Tel Aviv University Israel yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa area yang digali di Yerusalem perlu dipelajari lebih lanjut oleh ahli gempa untuk menguatkan peristiwa gempa di masa lalu.
“Penafsiran tim (arkeologi) Yerusalem tampaknya masuk akal bagi saya,” kata Jason Radine, ketua Departemen Agama Global di Moravian University di Bethlehem, Pennsylvania.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Radine, Thomas Levy, seorang profesor Arkeologi terkemuka di University of California, San Diego, mengatakan bahwa kemungkinan besar kerusakan yang ditemukan di Yerusalem disebabkan oleh gempa dan ini adalah peristiwa yang sama yang disebutkan dalam alkitab.
"Ketika data alkitabiah digabungkan dengan data arkeologi dan paleo-seismik dari Levant selatan, korelasi kuat terlihat jelas antara Kitab Amos, seorang nabi dalam Alkitab Ibrani, dan catatan arkeologis," kata Levy kepada Live Science.