Arkeolog Temukan Mumi Berlidah Emas di Mesir

29 November 2022 8:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arkeolog temukan makam dengan mumi berlidah emas di Quwaisna, Mesir.  Foto: Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir
zoom-in-whitePerbesar
Arkeolog temukan makam dengan mumi berlidah emas di Quwaisna, Mesir. Foto: Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir mengumumkan menemukan makam Mesir Kuno berisi beberapa mumi dengan lidah emas, Kamis (24/11). Emas di mulut ini dipercaya berguna untuk kelancaran di alam baka.
ADVERTISEMENT
Makam ini ditemukan di kota pemakaman (necropolis) Quwaisna, sekitar 50 kilometer dari Kairo. Situs ini sendiri baru ditemukan pada 1989 lalu, di mana diyakini dihuni ketika zaman Ptolemeus dan kependudukan Roma, dari tahun 300 SM hingga 640 SM.
Lidah asli dari mumi sudah dicopot lalu diganti dengan kepingan emas. Dipercaya, lidah emas ini berguna untuk berbicara dengan Osiris, dewa penjaga alam baka dalam mitologi Mesir Kuno. Dengan lidah emas, diyakini bahwa manusia dapat berbicara dan memohon pengampunannya.
Menurut Dr Mustafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Arkeologi, mumi-mumi tersebut berada dalam kondisi pengawetan yang buruk.
Beberapa dari mumi ditemukan dengan lidah emas di mulutnya, sementara yang lain hanya diberi tutupan lembaran tipis emas dan ditempatkan di peti mati kayu.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang dilapisi dengan emas pada tulang tepat di bawah kain linen yang digunakan dalam proses pembalseman. Selain itu ada juga kecoak dan bunga teratai, serta sejumlah ornamen pemakaman, lesung batu dan tembikar, yang kemungkinan juga digunakan untuk pembalseman.
Pada Februari 2021, arkeolog juga menemukan mumi dengan lidah emas di Alexandria, Mesir. Foto: Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir
Ini bukan kali pertama mumi dengan lidah emas ditemukan. Februari 2021 lalu, arkeolog menemukan mumi dengan lidah berlapis emas di Taporisis Magma, situs pemakaman berusia 2.000 tahun di Alexandria, Mesir.