Arkeolog Temukan Puluhan Makam Mesir Kuno yang Mengerikan

2 Oktober 2019 10:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makam Mesir kuno di dekat Nekropolis Saqqara. Foto: J. Dąbrowski/Polish Centre of Mediterranean Archaeology
zoom-in-whitePerbesar
Makam Mesir kuno di dekat Nekropolis Saqqara. Foto: J. Dąbrowski/Polish Centre of Mediterranean Archaeology
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tatkala para arkeolog Mesir menemukan makam kuno, cerita yang terkandung di dalamnya hampir sama semua. Yakni bercerita tentang para pejabat tinggi dan bangsawan yang dimakamkan dengan barang-barang mahal, peti mati yang rumit, dan cartouche (batu nisan berisi nama firaun) yang disematkan di dalamnya, sehingga para peneliti bisa menafsirkan siapa yang ada di balik makam tersebut. Namun, penemuan makam kali ini melukiskan gambaran yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Kali ini para arkeolog menemukan puluhan kuburan berusia 2.000 tahun di dekat Nekropolis Saqqara. Pemakaman ini diduga menjadi tempat peristirahatan orang-orang dari kelas pekerja dan kelas menengah.
“Sebagian besar mumi yang kami temukan musim lalu sangat sederhana,” ujar Kamil Kuraszkiewicz, ahli egiptologi dari University of Warsaw, kepada Badan Pers Polandia pada Juli 2018. “Mereka hanya diberikan perawatan pembalseman dasar, dibungkus perban, dan ditempatkan langsung di lubang yang digali di pasir.”
Makam Mesir kuno di dekat Nekropolis Saqqara. Foto: J. Dąbrowski/Polish Centre of Mediterranean Archaeology
Sebelumnya, selama beberapa dekade terakhir, para arkeolog Polandia telah bekerja di Mesir untuk membantu menggali Nekropolis Saqqara, yakni “kota kematian” yang pernah menjadi ibu kota kuno Memphis dan sempat diduduki beberapa dinasti kerajaan selama ribuan tahun.
Tempat itu adalah gudang luar biasa dari sejarah Mesir. Wilayah ini dipenuhi dengan makam yang menakjubkan dan bertahan di tengah kekeringan gurun, serta telah mengungkapkan banyak tentang praktik pemakaman Mesir kuno.
ADVERTISEMENT
Pada penggalian September 2018, Kuraszkiewicz dan timnya menggali area Piramida Djoser, yang merupakan piramida tertua di dunia berusia 4.600 tahun. Selain itu, mereka juga menggali Dry Moat, parit persegi panjang sedalam 20 meter dengan lebar 40 meter yang mengelilingi piramida kuno tersebut.
Di sinilah mereka menemukan mumi yang tidak terawat, terkubur di luar piramida. Makam-makam yang mereka temukan di Dry Moat ini sungguh mengerikan. Kayu peti mati di sana tampak telah membusuk, dan para mumi itu tidak dikuburkan dengan layak, melainkan sekadar diletakkan langsung di pasir. Selain itu, beberapa peti mati juga telah dijarah, dan kosong.
Meski begitu, di dalam sejumlah peti mati tersebut, arkeolog menemukan perhiasan yang masih tersisa. Pada bagian leher peti mati yang dikebumikan terdapat sebuah kalung yang dilukis, sedangkan hieroglif imitasi ditorehkan di bagian bawahnya. Sayangnya, tulisan hieroglif yang ditorehkan tersebut tidak mengungkap nama dari mumi-mumi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Rupanya, pengrajin yang melukisnya tidak bisa membaca, dan mungkin dia mencoba untuk menciptakan kembali sesuatu yang telah dia lihat sebelumnya. Bagaimanapun, beberapa bentuk yang dilukis bukanlah tanda hieroglif, dan keseluruhannya tidak membentuk teks yang koheren,” ujar Kuraszkiewicz, seperti dikutip dari Science Alert.
Mesir. Foto: AP
Selain itu, terdapat dua sosok Anubis, dewa berkepala serigala dari Dunia Bawah, yang dilukis di bagian kaki peti mati. Menurut Kuraszkiewic, sosok Anubis yang digambarkan di peti mati tersebut tampak tidak biasa karena dibuat dengan menggunakan warna biru. Padahal, Dewa Anubis lazimnya dicat dengan warna hitam.
Belum jelas mengapa Anubis di peti mati tersebut dicat dengan warna biru. Namun, menurut Kuraszkiewic, mungkin saja sang seniman tidak terbiasa dengan konvensi artistik, atau mungkin warna biru terinspirasi dari batuan lapis lazuli yang digunakan para dewa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, banyak juga bagian peti mati yang telah dijarah. Misalnya topeng yang menutupi wajah mumi di bagian luar peti mati yang hilang tanpa jejak.
Lebih lanjut, meski ornamen penguburan terlihat lebih sederhana ketimbang makam orang kaya yang ditemukan di daerah lain di Nekropolis, praktik penguburan orang biasa dengan orang kaya dipastikan hampir sama. Tim peneliti menduga, orang biasa telah meniru praktik pemakaman dari orang kaya.
Temuan baru ini dapat memberi tahu kita lebih banyak tentang tingkatan atau kasta masyarakat Mesir yang terjadi sekitar 2.000 hingga 2.500 tahun yang lalu. Sejauh ini, tim arkeolog Polandia telah berhasil menggali sekitar 500 kuburan “sederhana” di wilayah Saqqara. Dan mereka percaya, pemakaman ini dipakai untuk menguburkan orang biasa, bukan dari kalangan elite Mesir yang dikebumikan di kompleks pemakaman tertentu.
ADVERTISEMENT