Arkeolog Temukan Tengkorak Bayi Kembar Identik Paling Awal, Dikubur Berdampingan

12 November 2020 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sisa-sisa tulang bayi kembar identik yang diduga berasal dari zaman batu akhir.  Foto: Natural History Museum Vienna
zoom-in-whitePerbesar
Sisa-sisa tulang bayi kembar identik yang diduga berasal dari zaman batu akhir. Foto: Natural History Museum Vienna
ADVERTISEMENT
Arkeolog berhasil menemukan sisa-sisa tulang dua manusia yang dikonfirmasi miliki bayi kembar identik berasal dari Paleolitik Atas atau Zaman Batu Akhir. Hal ini didapat berdasarkan hasil analisis DNA yang dilakukan arkeolog selama penelitian berlangsung.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini menandai contoh paling awal dari bayi kembar identik monozigot yang dikonfirmasi melalui analisis DNA purba. Adapun tengkorak dua bayi kembar identik ditemukan di situs Gravettian Krems-Wachtberg di Austria. Dua bayi kembar dikuburkan di dekat bayi lain berusia 3 bulan yang diduga sebagai saudara laki-lakinya.
Sisa-sisa manusia dari Paleolitik Atas dinilai sangat langka, apalagi kerangka manusia yang baru lahir. Jadi, menemukan kerangka tiga bayi dari zaman Paleolitik bisa menambah banyak wawasan tentang praktik penguburan manusia purba. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Communications Biology.
Dahulu, Kota Krems di Austria adalah rumah bagi kelompok pemburu dan penjelajah sekitar 40.000 hingga 30.000 tahun lalu. Situs di Krems-Wachtberg, di mana tiga kuburan kuno ditemukan adalah sebuah situs yang luar biasa untuk mendapatkan informasi karena bahan organik terawetkan sangat baik dalam sedimen.
Batu di Zaman Neolitikum Foto: Pixabay
Fitur utama ditemukan di bawah situs dengan kedalaman 5 meter. Di sana terdapat tempat perapian besar, penguburan bayi, dan artefak, termasuk benda seni dan perhiasan yang menandakan bahwa manusia zaman itu menganut budaya Pavlovian. Ini didukung dengan adanya praktik kamar mayat yang terlihat dalam penguburan bayi.
ADVERTISEMENT
Makam pertama berbentuk oval, berisi sisa-sisa dua bayi, diletakkan berdampingan menghadap ke timur dengan tengkorak mengarah ke utara. Mayat-mayat itu dibaringkan bersama 53 manik-manik yang terbuat dari gading mammoth.
Susunannya menunjukkan bahwa mereka telah diikat pada seutas tali. Manik-manik di pemakaman berukuran sama dan tidak menunjukkan tanda-tanda aus. Dibuat sebagai persembahan bagi kedua mayat tersebut.
Setelah bayi diletakkan dalam makam, mereka tidak dikubur dengan tanah melainkan menggunakan tulang belikat mammoth sehingga kedua mayat tersebut terawetkan dengan baik. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk melakukan analisis DNA dari gigi bayi yang baru lahir.
Sisa-sisa tulang bayi kembar identik yang dikubur bersama manik-manik. Foto: Natural History Museum Vienna
Hasilnya menunjukkan bahwa bayi kembar yang dimakamkan itu meninggal saat mereka baru dilahirkan, menandai contoh kembar monozigot paling awal. Sementara satu bayi lain yang juga ditemukan di situs menunjukkan bahwa dia meninggal di usia 3 bulan, sebelum akhirnya dikubur bersama dua bayi kembar identik. Temuan ini telah menambah wawasan praktik kamar mayat yang dilakukan dalam budaya Pavlovian atau Gravettian.
ADVERTISEMENT
Kembar monozigot yang juga dikenal kembar identik terbentuk di dalam rahim ketika satu sel telur yang dibuahi terbelah menjadi dua embrio terpisah. Ini memunculkan dua atau lebih keturunan dengan genotipe dan fenotipe identik yang berarti mereka terlihat secara genetik.
Proses yang sama dapat pula menghasilkan kembar siam. Dalam kasus kembar siam, telur gagal terpisah menyebabkan dua individu terhubung dalam satu tubuh atau dempet. Sementara kembar dizigotik terjadi ketika dua telur dibuahi pada satu kehamilan yang sama sehingga lahirlah anak kembar berbeda jenis kelamin.