Arkeolog Temukan Tengkorak Prajurit Bizantium dengan Rahang Dilapisi Emas

1 Oktober 2021 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman anak dengan tengkorak prajurit.  Foto:  Anagnostis P. Agelarakis
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman anak dengan tengkorak prajurit. Foto: Anagnostis P. Agelarakis
ADVERTISEMENT
Tengkorak manusia diduga prajurit Bizantium ditemukan terkubur dengan ciri-ciri yang tak biasa, yakni memiliki rahang dilapisi dengan emas.
ADVERTISEMENT
Prajurit itu mati karena dipenggal kepalanya setelah benteng pertahanan yang dia pertahankan direbut oleh Ottoman pada abad ke-14. Hasil analisis tengkorak menunjukkan bahwa rahang si prajurit mengalami retak parah sebelum ia dieksekusi. Namun seorang dokter diduga telah menggunakan kawat terbuat dari emas untuk mengembalikan rahangnya seperti semula.
“Penemuan rahang berusia hampir 650 tahun adalah penemuan yang menakjubkan karena menunjukkan keakuratan yang profesional medis mampu menyatukan dua fragmen utama rahang," tambah Agelarakis yang merupakan seorang profesor antropologi di Departemen Sejarah di Adelphi University, New York.
Belum diketahui apa yang menyebabkan rahang si prajurit itu retak. Namun, bisa jadi ia terjatuh saat menunggang kuda atau trauma pertempuran dari karena pukulan benda tumpul.
Pandangan lain dari rahang prajurit. Foto: Anagnostis P. Agelarakis
Yang pasti, si prajurit meninggal di usia antara 35 hingga 40 tahun, dan 10 tahun sebelum meninggal atau pada tahun 1373, dia diduga pernah mengalami patah rahang hingga hancur. Analisis gigi di rahang bawah menunjukkan garis kalkulus gigi yang terbentuk di kawat tipis dijahit zig-zag di sekitar pangkal gigi untuk menyatukan kembali rahangnya. Kawatnya sudah lama hilang, tapi Agelarakis curiga itu adalah emas.
ADVERTISEMENT
"Pasti itu semacam benang emas, kawat emas atau semacamnya, seperti yang direkomendasikan dalam korpus Hippocrates yang disusun pada abad ke-5 SM. Emas lembut dan lentur tetapi kuat dan tidak beracun, tambahnya, menjadikannya pilihan yang baik untuk jenis perawatan medis ini," kata Agelarakis
"Di salah satu gigi, saya melihat giginya dikikir sedikit sehingga simpul yang diikat di kawat tidak menggores pipi. Ini sangat menakjubkan."
Agelarakis dan rekannya menemukan tengkorak prajurit Bizantium di benteng Polystylon, sebuah situs arkeologi di Thrace Barat, Yunani, pada 1991. Ketika prajurit itu masih hidup di abad ke-14, Kekaisaran Bizantium yang juga dikenal sebagai Kekaisaran Romawi Timur, tengah menghadapi serangan dari Utsmaniyah.
Ilustrasi tengkorak prajurit Bizantium dan rahang retak. Foto: Anagnostis P. Agelarakis
Mengingat si prajurit itu dipenggal, kemungkinan dia bertempur hingga Ottoman mengalahkan benteng Polystylon. Saat benteng jatuh ke tangan Ottoman, Utsmaniyah diduga telah menangkap dan memenggal si prajurit.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, orang misterius mengambil kepala prajurit dan menguburnya secara diam-diam tanpa seizin penguasa saat itu. Ini tak lain karena sisa-sisa tubuh prajurit yang lain tidak ditemukan. Kepala prajurit dikuburkan bersama jasad anak berusia 5 tahun yang sudah ada sebelumnya, dimakamkan di antara 20 kuburan di benteng Polystylon.
Sebuah bejana pecahan keramik ditemukan di pemakaman. Diduga digunakan untuk menggali lubang kala memakamkan kepala prajurit. Belum diketahui apakah prajurit dan anak memiliki hubungan keluarga atau tidak.
“Mengingat tengkorak dan rahang pria itu ditemukan bersamaan, kepalanya kemungkinan memiliki jaringan lunak di atasnya ketika dikubur pada pertengahan tahun 1380-an. Tengkorak itu menunjukkan bukti benturan frontal yang mengerikan, yang ditimbulkan sekitar waktu kematian pria itu,” kata Agelarakis sebagaimana dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT