Asteroid Sebesar Bianglala Mengorbit Dekat Bumi, Diduga dari Bulan

12 November 2021 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Sebuah asteroid terdeteksi mengorbit dekat Bumi. Benda luar angkasa itu diduga berasal dari pecahan Bulan yang terbentuk dalam peristiwa tabrakan kuno.
ADVERTISEMENT
Jika keberadaan telah dikonfirmasi dengan pasti, maka asteroid tersebut bisa menjadi objek dekat Bumi pertama yang berasal dari Bulan, dan dapat membantu menjelaskan sejarah pembentukan planet Bumi dan Bulan.
Tim astronom yang menganalisis asteroid itu sudah menuangkan risetnya di jurnal Nature Communications Earth & Environment.
Asteroid yang dimaksud adalah Kamo`oalewa. Ia ditemukan pertama kali pada 2016 oleh para astronom menggunakan teleskop PanSTARRS di Hawaii.
Kamo`oalewa tidak bisa dilihat dengan mata telanjang oleh manusia di Bumi karena terlalu redup. Namun, setiap April, batu akan mengorbit sangat dekat dengan Bumi, sekitar 14,4 juta kilometer, sehingga bisa dilihat oleh teleskop.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa asteroid itu berdiameter 58 meter atau seukuran dengan bianglala atau kincir ria. Karena orbitnya yang dekat dengan Bumi, Kamo`oalewa masuk dalam kategori benda langit quasi-satellites, yakni benda yang mengorbit Matahari tetap punya jarak yang cukup dekat dengan Bumi.
ADVERTISEMENT
Para astronom telah mendeteksi banyak benda langit quasi-satellites, tetapi mereka kesulitan untuk mempelajarinya secara detail, mengingat ukuran objek yang terlalu kecil sehingga sulit untuk dilihat.
Ilustrasi asteroid. Foto: Pixabay
Karena sulit dilihat dan diteliti, maka asal-usul objek juga sulit untuk dijelaskan. Namun kali ini, peneliti mencoba mengungkap dan menjabarkan Kamo`oalewa dengan mempelajari pola cahaya samar yang dipantulkan di permukannya.
Dengan menggunakan Teleskop Large Binocular di puncak gunung di Arizona selatan, AS, selama beberapa tahun terakhir, para peneliti mengamati Kamo`oalewa dalam jarak terdekatnya pada April. Mereka menemukan bahwa spektrum cahaya asteroid cocok dengan sampel Bulan dari misi Apollo NASA.
Ini menunjukkan bahwa batu tersebut merupakan bagian dari puing-puing Bulan yang hancur. Peneliti menduga bahwa asteroid itu telah berada di dekat Bumi dalam waktu yang cukup lama.
ADVERTISEMENT
“Sangat tidak mungkin asteroid dekat Bumi akan secara spontan pindah ke orbit kuasi-satelit seperti milik Kamo`oalewa," kata Renu Malhotra, rekan penulis studi yang merupakan seorang profesor ilmu planet di University of Arizona.
Belum jelas apa yang membuat Kamo`oalewa terhempas dari permukaan Bulan atau bagaimana ia bisa berakhir di orbit saat ini. Namun, setelah menganalisis objek batu, tim juga menemukan tiga asteroid dekat Bumi lainnya dengan pola orbit yang mirip sehingga mereka dianggap sebagai pendamping Kamo`oalewa.
Peneliti menduga, semua batu itu terlempar ke luar angkasa selama tabrakan Bulan kuno. Studi lebih lanjut ihwal quasi-satellites diperlukan untuk menjelaskan asal-usul mereka.