Astronom Catat Ledakan Radio Tertua Alam Semesta Berusia 13 Miliar Tahun

9 Maret 2021 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Black hole Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Black hole Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Jagat raya penuh dengan ledakan. Kadang, ledakan itu berlangsung sangat lama hingga para ahli astronomi baru menerima emisi ledakan di alam semesta miliaran tahun setelah insiden itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, para astronom dari European Southern Observatory (ESO) melaporkan penemuan ledakan radio paling jauh yang pernah dicatat manusia. Ledakan tersebut berupa ledakan radio, di mana dia diperkirakan berasal dari 13 miliar tahun lalu.
Ledakan radio ini berasal dari quasar yang baru ditemukan, yang dinamai P172 + 18. Ia terletak sangat jauh dari Bumi sehingga cahaya darinya 13 miliar tahun lalu baru mencapai kita pada 2019 lalu, saat pertama kali para astronom mendeteksi emisi ledakan tersebut.
Para astronom menghitung kalau ledakan ini terjadi saat alam semesta baru berusia sekitar 780 juta tahun.
Quasar merupakan objek yang sangat terang dan terletak di pusat galaksi. Objek astronomi ini dihasilkan dari black hole supermasif. Ketika black hole menelan gas di sekitarnya, energi bakal dilepaskan, memungkinkan para astronom untuk menemukannya bahkan ketika mereka berada sangat jauh.
Ilustrasi black hole di luar angkasa. Foto: WikiImages via Pixabay
“Lubang hitam memakan materi dengan sangat cepat, tumbuh dalam massa pada salah satu tingkat tertinggi yang pernah diamati,” jelas astronom Chiara Mazzucchelli, peneliti ESO di Chile, yang memimpin penemuan bersama dengan Eduardo Bañados dari Max Planck Institute for Astronomy di Jerman.
ADVERTISEMENT
“Saya merasa sangat menarik untuk menemukan lubang hitam 'baru' untuk pertama kalinya, dan memberikan satu blok bangunan lagi untuk memahami alam semesta purba, dari mana kita berasal, dan pada akhirnya diri kita sendiri,” kata Mazzucchelli.
Menurut para peneliti, P172 + 18 didukung oleh lubang hitam sekitar 300 juta kali lebih besar dari Matahari kita yang mengonsumsi gas dengan kecepatan yang mencengangkan.
P172 + 18 pertama kali dideteksi astronom sebagai quasar yang sangat jauh, setelah sebelumnya diidentifikasi sebagai sumber radio, di Teleskop Magellan di Observatorium Las Campanas di Chile oleh Bañados dan Mazzucchelli.
“Segera setelah kami mendapatkan datanya, kami memeriksanya dengan mata, dan kami segera tahu bahwa kami telah menemukan quasar radio-keras terjauh yang diketahui sejauh ini,” kata Bañados.
Black Hole. Foto: NASA
Sementara quasar yang lebih jauh telah ditemukan, quasar P172 + 18 adalah quasar pertama di mana para astronom dapat mengidentifikasi emisi jet radio yang berasal dari awal alam semesta. Para astronom mencatat, hanya sekitar 10 persen quasar di jagat raya yang memiliki jet radio.
ADVERTISEMENT
Namun karena waktu observasi yang singkat, tim peneliti tidak memiliki cukup data untuk mempelajari objek tersebut secara detail. Pengamatan dengan teleskop lain bakal memungkinkan mereka menggali lebih dalam karakteristik quasar ini, seperti sifat-sifat utama massa black hole dan seberapa cepat ia memakannya materi dari sekitarnya.
Sementara tim sangat bersemangat dengan penemuan mereka, mereka percaya quasar dengan suara keras ini bisa menjadi yang pertama ditemukan, mungkin pada jarak kosmologis yang lebih jauh.
“Penemuan ini membuat saya optimis dan saya percaya - dan berharap - bahwa rekor jarak (kosmologi) akan segera terpecahkan,” kata Bañados.
Penemuan ini telah dipublikasi di jurnal The Astrophysical Journal pada 8 Maret 2021.