Astronom Temukan Asteroid yang Berbagi Orbit dengan Bumi, Apakah Berbahaya?

4 Februari 2022 8:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Para astronom menemukan asteroid yang berbagi orbit dengan Bumi. Asteroid itu dikenal sebagai 2020 XL5, di mana menurut peneliti asteroid akan terlepas dari orbit Bumi dalam waktu 4.000 tahun, menuju tata surya yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, kehadiran 2020 XL5 telah menawarkan pandangan yang menarik tentang misteri apa yang ada di luar tata surya atau bagaimana asal mula terbentuknya tata surya. Ketika dua benda mengorbit satu sama lain, ada lima titik yang dikenal sebagai titik Lagrange, di mana pada dasarnya gravitasi kedua benda itu tetap seimbang.
Dua dari lima titik Lagrange yang dikenal sebagai L4 dan L5 adalah titik stabil. Sementara tiga titik Lagrange lainnya, L1 hingga L3, merupakan titik tidak stabil di mana jika ada dorongan maka akan terhempas selamanya.
Sebelumnya, pada 1906, Max Wolf--seorang astronom Jerman yang mengembangkan teknik fotografi untuk mencari asteroid--berhasil menemukan asteroid, di orbit yang sama dengan Jupiter. Asteroid itu selalu berada di depan Jupiter dengan sudut 60 derajat. Pengamatan juga menemukan asteroid lain di sekitar Jupiter dengan margin yang sama.
ADVERTISEMENT
Para astronom mulai menamai benda-benda langit itu dengan nama pahlawan Perang Troya, di mana benda-benda itu dikenal sebagai asteroid Trojan. Ada lebih dari 11.000 Trojan di Jupiter, diduga merupakan sisa-sisa primordial dari pembentukan tata surya.
Replika Tata Surya Foto: Bella Cynthia Ratnasari/kumparan
Asteroid serupa juga tampaknya terperangkap di orbit Venus, Mars, Uranus, dan Neptunus. Adapun Bumi, hanya sedikit asteroid Trojan yang mengorbit di dekat planet kita. Adapun astronom pertama kali menemukan Trojan Bumi pada 2010 di titik L4 Lagrange, 60 derajat di depan Bumi.
Pencarian di tahun-tahun berikutnya terbilang nihil sampai akhirnya peneliti menemukan objek menarik 2020 XL5 yang kemungkinan besar terperangkap di sekitar L4. Namun, pengamatan pertama tidak cukup untuk menentukan apakah objek benar-benar ada atau tidak.
ADVERTISEMENT
Pada 2021, tim astronom termasuk dr. Toni Santana-Ros, peneliti postdoctoral di University of Barcelona di Spanyol sekaligus penulis utama studi, melakukan pengamatan tambahan XL5 2020 menggunakan tiga teleskop berbasis darat.
Tim kemudian mencari benda itu melalui gambar yang berasal dari tahun 2012, di mana benda itu pernah muncul meski tidak ada yang mengenalinya sebagai asteroid. Dari sini, para peneliti akhirnya berhasil memetakan orbit elips XL5 2020.
Meski 2020 XL5 terjebak dalam orbit di sekitar titik Lagrange stabil, namun ia tidak begitu dekat dengan L4, sehingga rentan terkena hentakan gravitasi planet lain, terutama Venus. Untuk memastikannya, para peneliti lantas membuat simulasi komputer dari orbit 2020 XL5, mengutak-atiknya 800 kali.
Hasilnya, terkadang asteroid keluar dari titik Lagrange dalam waktu 3.500 tahun sekali, kadang-kadang juga berkeliaran selama 5.000 tahun atau lebih. Tetapi orbit tampaknya tidak akan tetap stabil. Artinya, kemungkinan asteroid ini akan terhempas dari orbit hingga keluar dari tata surya. Sementara dari penampilannya, 2020 XL5 adalah asteroid gelap kaya karbon.
ADVERTISEMENT