Astronom Temukan Planet Alien Unik: Mengorbit Seperti Bilangan ‘Pi’ Matematika

25 September 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dari exoplanet Kepler dan exomoon yang mengorbitnya. Foto: Dan Durda via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari exoplanet Kepler dan exomoon yang mengorbitnya. Foto: Dan Durda via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para peneliti menemukan exoplanet seukuran Bumi yang mengorbit bintang induknya setiap 3,14 hari di Bumi. Perhitungan ini mirip dengan bilangan ‘Pi’, rumus keliling lingkaran dalam hitungan matematika.
ADVERTISEMENT
Planet Alien ini disebut K2-315b, mengorbit di bintang kerdil yang terletak 186 tahun cahaya dari Bumi. K2-315b pertama kali terlihat dalam data yang dikumpulkan pada tahun 2017, selama misi K2 dari teleskop luar angkasa kepler NASA. Keberadaanya kemudian dikonfirmasi pada tahun 2020 oleh jaringan teleskop berbasis darat yang disebut SPECULOOS (Search for Habitable Planets Eclipsing Utra-cool Stars).
“Planet itu bergerak seperti jarum jam,” kata Prajwal Niraula, pemimpin penulis studi yang merupakan seorang mahasiswa pascasarjana di Departemen Ilmu Bumi, Atmosfer, dan Planet di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Space.
Temuan ini kemudian dipublikasikan di The Astronomical Journal pada 21 September 2020 dengan judul “Pi Earth: a 3,14-day Earth-sized Planet from K2’s Kitchen Served Warm by the SPECULOOS Team”.
Teleskop TESS milik NASA untuk survei exoplanet. Foto: NASA/Reuters
K2-315b adalah planet alien ke-315 yang ditemukan menggunakan data K2. Naraula dan koleganya memperkirakan K2-315b berukuran sekitar 95 persen dari Bumi. Ukuran ini menunjukkan kalau planet ini berbatu, kendati belum diketahui pasti karena massa K2-315b juga belum terungkap.
ADVERTISEMENT
Bintang induk K2-315b berukuran seperlima dari ukuran Matahari. Panas bintang induk dianggap tidak terlalu tinggi. Namun, planet K2-315b punya jarak cukup dekat dengan bintang induk sehingga suhu di sana terpantau panas, sekitar 177 derajat Celcius sehingga tidak layak dihuni oleh manusia.
"Ini akan terlalu panas untuk bisa dihuni dalam pemahaman umum tentang frase tersebut," kata Niraula dalam pernyataan.
Kepler sendiri memburu planet asing menggunakan metode transit. Metode ini mencatat penurunan kecerahan ketika sebuah planet melintas bintang induk. Penurunan kecerahan menandakan adanya objek yang sedang melintasi bintang induk. Strategi yang sama juga digunakan oleh penerus Kepler, NASA’s Transiting Exoplanet Survey Satellite (ESA).
NASA menonaktifkan Kepler pada November 2018 setelah 5 setengah tahun digunakan untuk menjalankan misi luar angkasa. Hingga saat ini, astronom telah menemukan sekitar 4.300 exoplanet dan Kepler melalui misi utama K2 bertanggung jawab atas sekitar dua pertiga temuan itu.
ADVERTISEMENT