Australia Dinyatakan Bebas Rubella, Bagaimana dengan Indonesia?

2 November 2018 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) kepada bayi saat dilakukan imunisasi. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) kepada bayi saat dilakukan imunisasi. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
ADVERTISEMENT
Badan Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan Australia kini telah berhasil menghilangkan rubella dari negeri mereka. Kuncinya, menurut Menteri Kesehatan Australia, adalah karena keberhasilan program imunisasi di Negeri Kanguru tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dalam pencapaian di bidang kesehatan masyarakat yang sangat signifikan untuk Australia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa Australia telah bebas rubella, sebuah penyakit menular yang dapat menyebabkan keguguran dan lahir mati (stillbirth),” kata Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt, dalam pernyataan situs Kementerian Kesehatan Australia.
Hunt mengatakan, keberhasilan ini merupakan bukti bahwa vaksinasi terbukti ampuh untuk melawan rubella. Australia sendiri memiliki Program Imunisasi Nasional yang memberikan vaksin rubella gratis pada anak-anak yang berusia 12 bulan. Selain itu, anak-anak yang berusia 18 bulan akan diberikan booster (penguat) vaksin.
“Hilangnya rubella adalah hari yang menggembirakan bagi kesehatan masyarakat di Australia dan ini membuktikan bahwa vaksin (yang digunakan) ampuh,” kata Hunt.
Di masa lalu, Australia sendiri pernah mengalami wabah rubella. Kasus terbesar terjadi pada tahun 1958. Saat itu, ada 5.000 kasus rubella yang ditemukan.
Sydney Opera House merupakan salah satu ikon Kota Sydney di Negara Bagian New South Wales, Australia, yang sudah dikenal dunia. (Foto: Wendiyanto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sydney Opera House merupakan salah satu ikon Kota Sydney di Negara Bagian New South Wales, Australia, yang sudah dikenal dunia. (Foto: Wendiyanto/kumparan)
Dikutip dari Healthline, rubella adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Pada tubuh penderitanya, rubella akan menyebabkan munculnya ruam-ruam merah di kulit, demam, dan kelenjar getah bening yang membengkak.
ADVERTISEMENT
Rubella bisa menular pada orang lain melalui butiran air yang keluar dari mulut atau hidung penderita, misalnya saat bersin dan batuk. Karena itu, tidak disarankan untuk menggunakan alat makan bersama dengan penderita rubella.
Efek paling berbahaya dari rubella adalah apabila penyakit ini menjangkiti ibu yang sedang hamil. Sebab, kondisi ini dapat mempengaruhi bayinya. Bayi yang lahir dari ibu yang terkena rubella berisiko memiliki cacat bawaan seperti tuli, kerusakan otak, atau penyakit jantung.
Vaksin Rubella di Indonesia
Meskipun pemerintah Indonesia telah memiliki program imunisasi vaksin rubella, pemberian vaksin MR (Measles Rubella/Campak Rubella) belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat di negeri ini. Salah satu penyebabnya adalah karena kontroversi mengenai kehalalan vaksin tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengaku kewalahan karena banyaknya penolakan terhadap vaksin MR dan penyebaran pemberian vaksin tersebut menurutnya masih jauh dari target.
Petugas menunjukan Vaksin Campak dan Rubella (MR) sebelum melakukan imuniasasi kepada anak. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukan Vaksin Campak dan Rubella (MR) sebelum melakukan imuniasasi kepada anak. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
Hingga Juli 2018, Kemenkes mencatat ada 732 kasus positif rubella di Indonesia dan ada 9 provinsi yang capaian vaksin MR masih di bawah rata-rata nasional, yaitu Aceh, Riau, Sumatera Barat, NTB, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur.