Ilustrasi asam lambung

Awas GERD Asam Lambung Naik Akibat Gaya Hidup Serampangan (2)

21 Oktober 2021 9:46 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jangan sepelekan penyakit lambung, karena itu bisa jadi awal dari malapetaka kenikmatanmu dalam mengonsumsi segala jenis makanan. Mimpi buruk ini dialami Tipta Santa Tampubolon (23), seorang karyawan yang bekerja dalam divisi kreatif di sebuah televisi swasta.
Tipta divonis kena GERD usai kerja dari pukul 08.00 sampai 04.00 pagi, tanpa makan, tapi ngopi sampai 5 kali. Gejala GERD muncul kala tubuh Tipta mulai terasa tak karuan, lemas, perut perih, mual, sampai muntah dan menggigil. Itu terjadi sekitar September 2021.
Tipta Santa Tampubolon, karyawan swasta di Jakarta, yang mengidap GERD. Foto: Dok. Pribadi
Tipta mengakui selama ini menjalankan gaya hidup dan pola makannya serampangan. Dia sering telat makan. Kadang cuma makan sekali dalam sehari. Ngopi bisa lima kali dalam sehari. Bagus dia tidak merokok.
Tipta sadar dirinya tidak baik-baik saja. Dia pergi ke rumah sakit karena obat warung yang dikonsumsi tak mujarab. Di sinilah dokter memvonis Tipta dengan GERD karena asam lambungnya naik.
Selalu ada hikmah di balik peristiwa. GERD telah mengubah gaya hidup Tipta. Dia mengaku trauma minum kopi. Makan mie atau makanan pedas juga tak sebebas dahulu. Tipta mengaku perutnya sering perih ketika mengonsumsi makan-makan tertentu.
“Aku mulai menjaga pola makan. Jadi sekarang di tas selalu bawa biskuit untuk dimakan. Porsi makan aku juga enggak sebanyak biasanya," kata Tipta. "Dulu aku pemakan pedas. Sekarang aku sudah enggak bisa lagi. Sama makan mie juga aku belum terlalu bisa. Jeruk nipis, lemon, juga enggak bisa. Langsung perih."

Apa itu GERD?

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan akibat asam lambung naik ke kerongkongan atau esofagus secara berulang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, GERD akan muncul ketika asam lambung seseorang mengalami kenaikan.
Jika GERD terjadi karena asam lambung naik ke kerongkongan, maka maag terjadi karena adanya peradangan, iritasi, atau erosi pada lapisan lambung. Gejalanya pun berbeda. Selain sakit di ulu hati, GERD biasanya menyebabkan rasa sesak dan panas di dada. Sementara gejala maag meliputi sakit di ulu hati dan perih di bagian perut tanpa ada sensasi dada terbakar.
Ketua Perhinpunan Dokter Umum Indonesia Komisariat Kota Depok. Foto: Dok. Pribadi
Menurut dr. Dewangga Gegap Gempita, Ketua Perhinpunan Dokter Umum Indonesia Komisariat Kota Depok, ada banyak faktor seseorang bisa terkena GERD, salah satunya adalah gaya hidup. Orang-orang yang sering merokok, minum alkohol dan minuman berkarbonasi, konsumsi fast food dan junk food, serta begadang, mereka dua kali atau lebih rentan terkena GERD.
Gaya hidup begadang juga menjadi pemicu kenapa penyakit GERD mengalami peningkatan. Sebab, ketika seseorang begadang, mereka cenderung mengonsumsi makan di atas pukul 22.00 yang sebenarnya lambung sudah harus beristirahat. Inilah yang bisa memicu asam lambung naik di dalam tubuh.
Kebiasaan setelah makan lalu rebahan juga bisa memicu asam lambung naik hingga GERD.
Tubuh manusia membutuhkan waktu 90 hingga 120 menit dalam mencerna makanan di dalam lambung. Selama proses mencerna makanan, maka bagian di kerongkongan atau esofagus tadi ada satu katup yang membuka. Saat proses mencerna makanan belum selesai tapi orang itu malah rebahan, asam lambung yang berbentuk cairan bakal menempati tempat paling rendah dan terperangkap dalam kerongkongan.

Gejala GERD

Gejala paling umum dari GERD adalah timbulnya heartburn atau rasa panas di bagian dada. Gejala GERD juga bisa diikuti dengan gejala-gejala lain, di antaranya adalah:
Ilustrasi asam lambung naik ke kerongkongan yang menyebabkan GERD. Foto: Shutterstock
Penting untuk diketahui, gejala GERD sering disalah artikan sebagai serangan jantung. Ini tak lain karena keduanya sama-sama menimbulkan sensasi perih di dada dan nyeri di ulu hati.
Gejala serangan jantung dan GERD bisa dibedakan. Serangan jantung biasanya menimbulkan nyeri ulu hati dan nyeri dada yang sangat berat, hingga menjalar ke lengan, leher, dan rahang. Ini biasanya muncul setelah melakukan aktivitas fisik berat.
Sementara rasa nyeri ulu hati dan dada akibat GERD biasanya diiringi dengan rasa asam di mulut, diikuti oleh rasa mual dan ingin muntah. Penderita akan semakin merasa tersiksa ketika mereka ada dalam keadaan berbaring.

Bahaya GERD jika dibiarkan

Jika GERD dibiarkan terus menerus dan tak ditangani, maka akan menyebabkan inflamasi atau peradangan di organ-organ pencernaan, salah satunya kerongkongan atau tenggorokan dengan nama penyakit LPR (Laryngopharyngeal reflux).
LPR adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan lalu masuk ke bagian belakang tenggorokan (faring) atau kotak suara (laring). Ini akan menyebabkan seseorang merasakan rasa terbakar di tenggorokan, sulit menelan, suara serak, batuk, dan postnasal drip kronis, atau bahkan menyebabkan komplikasi seperti muncul jaringan parut, bronkitis, emfisema, hingga kanker.
Ilustrasi organ lambung. Foto: Shutter Stock
GERD yang dibiarkan dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan ulkus peptikum. Ulkus peptikum adalah sakit pada lapisan esofagus, lambung, atau usus kecil.
“Jadi di antara lambung dengan saluran ke usus ada satu tempat yang sangat riskan sekali, mudah bocor istilahnya. Jika dibiarkan luka terus menerus, dia bisa timbul perlukaan di dalam lambung sehingga menimbulkan kebocoran,” kata Dewangga.

Cara menangani GERD

Baik GERD maupun asam lambung bisa disembuhkan dengan menjaga gaya hidup, termasuk pola makanan, seperti hindari makanan dan minuman yang bisa menyebabkan reaksi pada asam lambung, serta kurangi merokok.
Dewangga menegaskan, GERD, maag, dan asam lambung, bukanlah penyakit turunan. GERD murni timbul karena gaya hidup seseorang yang kurang sehat, terutama dalam menjaga pola makan mereka.
Saat seseorang mengalami gejala seperti GERD, hal pertama yang harus dilakukan segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah gejala tersebut sudah menjadi GERD atau sakit maag biasa.
Kedua, hindari merokok, minuman beralkohol, berkarbonasi, fast food, junk food, makanan serba instan, termasuk kopi. Ketiga, jangan rebahan sesaat setelah makan, tidur dilakukan minimal 90 menit sampai 120 menit sesudah makan. Yang paling penting adalah, jaga gaya hidup, terutama bagi mereka yang punya riwayat penyakit maag atau pernah mengalami GERD sebelumnya. Ketiga hal di atas sangat penting dilakukan supaya asam lambung terjaga dan terhindar dari GERD kronis.
Itu pula yang kemudian diambil Tipta untuk mencegah GERD kambuh. Sekarang Tipta tidak mau telat makan dan benar-benar menjaga kesehatan. Sangat pilah-pilih makanan yang dikonsumsi. Menghindari makanan yang asam dan setop minum kopi, daripada GERD kambuh dan bikin repot hari-harinya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten