Badak Putih Utara Jantan Terakhir di Dunia Sedang Sakit

8 Maret 2018 9:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudan, badak putih utara jantan terakhir di dunia (Foto:  Ol Pejeta Conservancy/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Sudan, badak putih utara jantan terakhir di dunia (Foto: Ol Pejeta Conservancy/Facebook)
ADVERTISEMENT
Sudan, badak putih jantan utara yang kini berusia 45 tahun sedang sakit. Menurut Ol Pejeta Conservancy, suaka margasatwa di Kenya yang menampung Sudan, badak jantan itu mengalami dua infeksi di kaki kanan belakang.
ADVERTISEMENT
Saat ini, hanya ada 3 ekor badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni) yang tersisa dan ketiganya tinggal di suaka margasatwa tersebut. Sudan adalah pejantan terakhir dari badak jenis ini.
“Di usia 45 tahun, kesehatan Sudan mulai menurun dan masa depannya sudah tidak cerah lagi,” kata perawat Sudan di akun Facebook milik Ol Pejeta. Biasanya badak memang hidup selama 30 hingga 40 tahun, sehingga penyakit Sudan ini disebabkan karena usia lanjut.
Masalah penyakit Sudan bermula dari infeksi di kaki kanan belakangnya sejak akhir tahun 2017, menurut Ol Pejeta. Tim dokter hewan sudah berusaha merawat Sudan dan ia bisa sembuh pada Januari 2018. Namun di bulan Februari, masalahnya muncul lagi, dan infeksinya lebih dalam daripada yang sebelumnya. Selain itu, pengobatan Sudan kali ini tidak semanjur pengobatan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat cemas. Dia sudah sangat tua dan kami tidak ingin ia menderita,” kata penjaganya yang menulis di Facebook.
Harapan agar Sudah bisa memiliki anak, terutama anak jantan, kini semakin tipis. Sebelum kesehatannya menurun, kesempatan bagi Sudan untuk memiliki anak jantan juga sudah sangat kecil.
Riwayat Terakhir Badak Putih Utara
Dulu, badak jenis ini banyak ditemukan di Uganda, Chad, Sudan, Republik Afrika Tengah, dan Republik Demokratik Kongo. Namun karena perburuan dan kondisi negara tersebut yang buruk akibat perang sipil, populasi badak ini menurun.
Tahun 2007 merupakan waktu terakhir badak ini terlihat di luar penangkaran. Sekarang, badak putih utara dianggap sudah punah di alam liar.
Populasi badak putih utara di penangkaran pun sudah menurun, sebagian besar kematian terjadi karena usia tua. Sebelumnya masih ada tiga badak putih utara. Namun pada 2014, badak putih utara jantan bernama Suni di Ol Pejeta dan Angalifu di Sandiego Zoo mati, sehingga Sudan menjadi pejantan yang terakhir.
ADVERTISEMENT
Tak hanya jantan, badak putih utara betina pun terancam punah. Salah satu badak putih utara betina yang terakhir ada, yakni bernama Nola, mati pada tahun 2015 akibat infeksi dan usia tua.
Saat ini hanya tersisa tiga badak putih utara yang masih hidup di dunia, yakni Sudan dan dua betina lain yang bernama Fatu dan Najin. Ketiganya tinggal di Ol Pejeta.
Najin adalah anak Sudan, dan Fatu adalah cucunya. Keduanya memiliki kondisi yang membuat mereka tidak bisa hamil. Dan lebih parah lagi, pada tahun 2015, jumlah sperma Sudan terlalu rendah hingga ia tidak mungkin lagi memiliki anak secara normal.
Upaya Agar Sudah Bisa Punya Anak Sebelum Mati
Ahli konservasi mencoba berbagai cara untuk menyelamatkan spesies badak putih utara, salah satunya dengan menggunakan teknik bayi tabung. Sperma dan sel telur diambil dari Sudan dan badak lain yang sudah mati.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada keberhasilan pembuahan di laboratorium dan kesuksesan ketika menaruh bayi tabung tersebut pada ibu pengganti dari spesies badak putih selatan (Ceratotherium simum simum).
Badak putih selatan semula juga hampir mengalami kepunahan, namun berkat upaya konservasi yang menyeluruh, mereka berhasil selamat dari kepunahan total.