Bahaya Nonton Video Mukbang, Bisa Berdampak ke Psikologis

26 April 2022 10:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mukbang ala orang Korea. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mukbang ala orang Korea. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Korea Selatan pada 2018 pernah menekan jumlah konten mukbang yang sempat trending. Dilansir dari Telegraph, kecenderungan angka obesitas di Korea Selatan diketahui meningkat sebanyak 34,8 persen sejak 2016.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi dilakukan oleh Kircaburun dkk dalam jurnal International Journal of Mental Health and Addiction, menemukan adanya korelasi menonton video mukbang dengan perubahan perilaku makan remaja. Kecenderungannya usai menonton video mukbang, seseorang pasti akan menirukan kegiatan tersebut.
Menonton konten mukbang dapat merusak perilaku dan pola makan seseorang. Penonton memiliki keinginan untuk menirukan kegiatan dalam video mukbang yang merupakan perilaku maladaptif, dalam hal ini makan secara berlebihan.
Kecenderungan ini dianggap mengikuti tren yang ada, sehingga seseorang merasa dengan mengikuti perilaku buruk itu akan dapat diterima di masyarakat. Selain itu, para penonton video mukbang memiliki kecenderungan untuk makan dalam porsi besar tanpa takut kegemukan dengan melihat para mukbangers.
Dikutip dari prosiding Komunikasi, Pembangunan, dan Media, remaja memiliki kecenderungan tinggi untuk menirukan konten yang ada pada video youtube. Keinginan remaja untuk menyalin perilaku para Youtubers yang mereka kagumi. Kegiatan meniru ini sebagai reaksi dalam diri remaja yang menganggap kegiatan yang disajikan dalam video adalah ideal dan normal dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Studi dalam Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, perilaku makan berlebih menjadi respons kesadaran diri atas gagalnya seseorang untuk memperoleh berat badan ideal dan kecemasan sosial.
Studi tersebut menjelaskan bahwa, perilaku makan berlebih timbul dari reaksi pengaruh psikologis dan sosial-budaya. Perilaku makan berlebih berperan memicu obesitas, yang bukan hanya karena dari jenis makanannya.
Ilustrasi Obesitas. Foto: Shutterstock
Pada kasus video mukbang, kegiatan meniru pada remaja untuk makan berlebih menjadi respon untuk diterima oleh masyarakat dengan mengikuti tren ideal yang ada.
Salah satu gangguan makan berlebih disebut binge eating disorder (BED). Dilansir dari jurnal Cermin Dunia Kehidupan, BED diklasifikasikan sebagai gangguan makan pada seseorang untuk makan secara berlebihan atau makan dalam porsi besar.
Seseorang dengan gangguan ini tidak mampu mengontrol banyaknya asupan makanan. Pola makan binge eating dinilai sebagai dampak adanya kecemasan seseorang atas penilaian masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, BED timbul oleh tingkat kebosanan yang tinggi. Dilansir dari NCBI, menonton video mukbang oleh beberapa orang dianggap sebagai sarana menghilangkan kebosanan dan kesendirian.
Beberapa penonton akan merasa puas dengan melihat tontonan mukbang. Namun dengan tidak sadar, hal tersebut akan memicu kehilangan kontrol melakukan kegiatan mukbang dan menimbulkan gangguan binge eating sekaligus obesitas.