news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Balai Arkeologi Maluku Temukan 488 Lukisan Cadas Purba di Situs Kel Lein

23 Juni 2021 10:31 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seni cadas berbentuk tangan yang ditemukan di Situs Kel Lein Maluku.  Foto: ANTARA/Shariva Alaidrus
zoom-in-whitePerbesar
Seni cadas berbentuk tangan yang ditemukan di Situs Kel Lein Maluku. Foto: ANTARA/Shariva Alaidrus
ADVERTISEMENT
Balai Arkeologi Maluku berhasil menemukan sedikitnya 488 seni cadas prasejarah di Situs Kel Lein di Pulau Kaimear, Kecamatan Pulau-Pulau Kur, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
ADVERTISEMENT
“Jumlah motif lukisan cadas sangat banyak, sekitar 488 lukisan, tapi tidak semua bisa teridentifikasi oleh tim saat survei di Situs Kel Lein pada 2019,” kata Lucas Wattimena, Arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku, sebagaimana dikutip Antara.
Lucas menjelaskan, dari 488 lukisan cadas yang ditemukan di Situs Kel Lein, hanya 375 atau 76 persen lukisan yang berhasil diidentifikasi. Motif gambar cadas yang sudah diidentifikasi dikelompokkan dalam dua tipe, yakni tipe figuratif dan non-figuratif.
Lukisan gua tertua di dunia ditemukan di Sulawesi. Foto: A. A. Oktaviana, ARKENAS/Griffith University
Lukisan dengan motif tipe figuratif meliputi gambar objek tertentu yang dapat dikenali, seperti figur manusia (antropomorfik), hewan (zoomorfik), cap tangan, cap kaki, perahu, dan alat semacam batu.
Sementara motif tipe non-figuratif meliputi lukisan abstrak yang terdiri dari garis, lingkaran, kombinasi garis dan lingkaran, serta bentuk geometris. Lebih lanjut Lucas mengatakan, ada sekitar 98 persen motif gambar cadas yang sudah aus atau memudar dan mengelupas di Situs Kel Lein.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata dia, ada motif gambar yang tertutup lumut, serangga, dan tertutup kalsium karbonat atau aliran air serta coretan tangan manusia.
Situs Kel Lein sendiri merupakan sebuah ceruk dengan panjang sekitar 100 meter membentang di arah utara-selatan di Pulau Kaimer. “Situs berada di sebuah bukit tunggal. Masyarakat setempat menyebutnya Kel Lein Napatar yang artinya tebing batu keras,” papar Lucas.