Bayi Ini Alami Kejang dan Infeksi Otak Gara-gara Kait Nyangkut di Tenggorokan

1 Agustus 2020 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi operasi Foto: Skeeze via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi operasi Foto: Skeeze via Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah kait hiasan bersarang selama beberapa bulan lamanya di kerongkongan bayi berusia 10 bulan, hingga akhirnya ditemukan tim dokter. Kait itu merobek lubang di kerongkongannya, menyebabkan infeksi, lalu menyebar ke otak, hingga membuatnya kejang.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan dalam The Journal of Emergency Medicine pada 18 Juli 2020, kecurigaan orang tua si bayi bermula ketika anaknya mengalami kejang, lalu mereka bergegas membawanya ke rumah sakit dan langsung dilarikan ke unit gawat darurat.
Pada titik ini, si anak memang diketahui telah sakit dua bulan sebelumnya, ia mulai mengalami demam hingga 38 derajat Celsius bersamaan dengan muntah, tersedak, dan keengganan pada makanan padat, menurut tim dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado. Selama periode dua bulan ini, bayi itu kehilangan lebih dari 500 gram bobot tubuhnya.
Kait yang ditemukan di kerongkongan bayi 10 bulan. Foto: The Journal of Emergency Medicine/Elsevier
Di ruang gawat darurat, anak mengalami demam ringan dan tes darah menunjukkan tanda-tanda infeksi. CT scan menunjukkan enam lesi di otak anak dengan diameter terbesar berukuran 4 sentimeter. Ini adalah abses otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Para dokter memberi anak antibiotik dan cairan yang mengalir dari beberapa abses selama operasi otak.
ADVERTISEMENT
Setelah operasi, tim kemudian memindahkan pasien ke unit perawatan intensif anak, di mana rontgen dada menunjukkan adanya benda asing di kerongkongannya. Si anak menjalani prosedur lain untuk menghilangkan benda asing di dalam tubuhnya.
Tim dokter lantas menemukan sebuah pengait ornamen logam yang diduga telah lama bersarang di kerongkongan. Menurut mereka, pengait logam telah melubangi kerongkongan dan menyebabkan peradangan di rongga dada. Anak itu harus diberi makan melalui tabung hidung sampai kerongkongannya sembuh.
CT scan otak bayi menunjukkan beberapa abses otak. Foto: The Journal of Emergency Medicine/Elsevier
Abses otak jarang terjadi pada anak-anak, tetapi kadang-kadang terjadi ketika infeksi menyebar dari telinga atau sinus ke otak. Namun dalam kasus ini, para peneliti berpikir bahwa infeksi menyebar melalui aliran darah ke otak.
Beruntung, pasien dapat diselamatkan dan pulih dengan baik. Menurut laporan, si bayi bisa makan lagi satu minggu setelah kait dilepas, dan melanjutkan antibiotik setelah meninggalkan rumah sakit. Ia juga tidak mengalami kejang lagi.
ADVERTISEMENT
Beberapa lesi otaknya tidak dapat dikeringkan akibat peradangan daripada kumpulan cairan, dan lesi terbesar menyusut dari ukuran 2,9 cm menjadi 0,05 cm setelah tiga bulan. Anak itu terus memenuhi tonggak perkembangan dan tidak memiliki gangguan neurologis, catat para peneliti dalam penelitiannya.