Benarkah Orang Berkacamata Berisiko Lebih Rendah Terpapar Corona?

18 September 2020 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengguna masker dan kacamata Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pengguna masker dan kacamata Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selain menggunakan masker dan face shield atau pelindung wajah, bisakah kacamata menurunkan risiko paparan virus corona? Jawabannya mungkin saja bisa. Seberapa efektif kacamata dalam menahan penularan corona, ini yang mungkin belum terjawab.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, para petugas kesehatan yang sering melakukan kontak langsung dengan pasien corona sangat dianjurkan untuk menggunakan masker, pelindung wajah, dan kacamata saat melakukan perawatan. Ini dilakukan demi mengurangi paparan virus corona dari pasien COVID-19.
Namun dalam protokol kesehatan masyarakat umum sama sekali tidak dianjurkan untuk menggunakan kacamata. Aturan yang ada justru lebih menekankan pentingnya memakai masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan.
Karyawan yang mengenakan masker pelindung mengantar orang yang lewat untuk mengunjungi restoran mereka di sepanjang jalan pejalan kaki di pusat Tbilisi, Georgia. Foto: Vano SHLAMOV / AFP
Untuk melihat apakah kacamata berperan dalam mencegah penularan virus corona, para peneliti dari Rumah Sakit Suizhou Zengdu di Suizhou, China, memutuskan untuk melakukan serangkaian penelitian. Mereka lantas memeriksa 276 pasien virus corona yang terdaftar antara 27 Januari dan 13 Maret 2020.
Semua peserta ditanya apakah mereka memakai kacamata, berapa lama kacamata itu dipakai pada siang hari, dan mengapa mereka menggunakannya. Secara keseluruhan, dari 276 pasien COVID-19, 30 peserta atau 11 persen pasien mengatakan mereka menggunakan kacamata, di mana 16 peserta atau 5,8 persen di antaranya memakai kacamata selama 8 jam karena menderita miopia.
ADVERTISEMENT
“Ini artinya, kemungkinan penggunaan pelindung mata oleh masyarakat umum bisa menawarkan beberapa tingkat perlindungan dari COVID-19,” ujar Dr. Lisa Maragakis, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran John Hopkins University.
Seorang penumpang menggunakan pakaian pelindung dari plastik dan kacamata pelindung di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong, Selasa (17/3). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Peneliti berhopitesis, memakai kacamata mungkin membuat penggunanya enggan menyentuh mata mereka sehingga mengurangi risiko penularan corona dari sentuhan tangan ke mata. Diketahui bahwa sel mata memiliki reseptor yang memungkinan SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, virus corona juga telah terdeteksi di dalam mata manusia.
Selain itu, menurut Maragakis, kacamata bisa berfungsi sebagai penghalang parsial yang mengurangi inokulum (jumlah) virus dengan cara yang mirip dengan penggunaan masker kain.
“Temuan ini menunjukkan bahwa mata merupakan jalur infeksi penting untuk COVID-19, dan perhatian lebih harus diberikan pada tindakan pencegahan seperti sering mencuci tangan dan menghindari menyentuh mata,” tulis para penelitian seperti dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, masih terlalu dini untuk memasukkan kacamata ke dalam protokol kesehatan masyarakat. Diperlukan studi lebih lanjut dengan melibatkan lingkup dan peserta yang lebih banyak untuk membuktikan apakah kacamata benar-benar bisa melindungi orang dari paparan virus corona atau tidak, kata Maragakis.