Pernak-perik khas Ramadhan di Lebanon

Benarkah Puasa Bisa Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh? Ini Kata Ahli

24 April 2020 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah mengenakan masker di Masjidil Haram di kota suci Makkah Arab Saudi. Foto: AFP/ABDEL GHANI BASHIR
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah mengenakan masker di Masjidil Haram di kota suci Makkah Arab Saudi. Foto: AFP/ABDEL GHANI BASHIR
ADVERTISEMENT
Ramadhan tiba. Semua umat muslim di dunia menjalankan ibadah puasa. Tapi, Ramadhan tahun ini tampaknya akan sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, beberapa tradisi yang biasa dilakukan justru ditiadakan, seperti ngabuburit, berburu takjil, atau salat tarawih berjamaah di masjid.
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona telah mengubah semua kebiasaan orang-orang di dunia, menempatkan mereka dalam penguncian, dan memberlakukan physical distancing atau jaga jarak sosial untuk mencegah terjadinya penularan yang semakin masif.
Selain itu, orang-orang juga disarankan untuk menjaga imunitas tubuh, karena bagaimanapun hanya imunitas lah yang bisa melawan penyakit COVID-19. Dengan adanya puasa, apakah itu akan berpengaruh menurunkan sistem kekebalan tubuh kita?
Jawabannya tidak. Justru sebaliknya, puasa sangat baik untuk tubuh, dan bisa meningkatkan imunitas. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia sekaligus Guru Besar Universitas Indonesia.
Seorang pedagang menyiapkan hiasan khas Ramadhan pada tokonya di Beirut, Lebanon. Foto: REUTERS/Mohamed Azakir
“Jadi pada prinsipnya puasa itu baik untuk kesehatan. Puasa justru meningkatkan imunitas tubuh. Karena tubuh kita diberi waktu untuk istirahat. Orang-organ seperti, perut, usus, lambung, tidak terus menerus harus mencerna makanan,” ujar Prof Iris saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (24/4).
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, kata Prof Iris, fase istirahat dalam tubuh bisa terjadi ketika seseorang telah mengonsumsi makanan yang cukup ketika sahur dan berbuka. Fase istirahat terjadi ketika tidak ada asupan makanan pada siang hari.
Adanya fase istirahat pada tubuh saat berpuasa, sel-sel peradangan akan menurun, terciptalah detox alami atau kondisi di mana tubuh membersihkan diri dari racun-racun yang mengendap. Maka, saat itulah imunitas tubuh meningkat. Selain itu, pikiran tenang juga bisa memicu sel-sel imunitas meningkat.
Saat berpuasa, konsumsi makanan yang kurang sehat seperti jeroan, gorengan, dan makanan mengandung lemak jahat pemicu penyakit diabetes, kolesterol, hipertensi, dan jantung, akan berkurang. Ini terjadi karena hilangnya momen makan siang. Artinya, puasa juga bisa mengurangi kita dari risiko penyakit berbahaya yang ditimbulkan dari konsumsi makanan yang tidak baik.
ADVERTISEMENT
Puasa akan jauh lebih baik jika kita mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran, buah-buahan, dan meminum air mineral yang cukup. Prof Iris juga mengingatkan pentingnya sahur, karena itulah kunci dalam menjaga daya tahan tubuh untuk berpuasa selama 13 jam.
“Kalau sahur, makanlah makanan yang cukup. Jangan sampai enggak sahur. Karena sahur untuk menjaga daya tahan tubuh kita saat berpuasa sekitar 13 jam. Ada juga orang yang makan kurma saja saat sahur, dan dia biasa puasa Senin-Kamis, itu bisa dilakukan. Tapi kalau tidak biasa, jangan. Tetep harus mengonsumsi makanan yang cukup,” ujarnya.
Begitupun saat berbuka puasa, Prof Iris menyarankan kita agar berbuka dengan makanan yang cukup dan tidak berlebihan. “Jadi sebenarnya, puasa itu adalah satu hal yang sangat luar biasa. Dalam dunia kedokteran, puasa itu bagus sekali sebetulnya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk orang sakit atau memiliki penyakit tertentu, harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa. Dokter lah yang nanti memutuskan orang tersebut layak atau tidak menjalankan ibadah puasa.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten